oleh : Abdillah husain
secara garis besar agama islam telah memuliakan wanita sedemikian rupah. alih-alih islam memposisikan wanita tidak sebagai "diskriminasi" melainkan "penghargaan" besar baginya. kali ini, penulis ingin mengupas sedikit mengenai hal tersebut. problematika yang sekarang terjadi tidak lepas dari agama dalam memandang segalanya.
perempuan adalah makhluk yang diciptakan pertama kali oleh Allah adalah siti hawa. adam sangat memuliakan dan mengistimewakan siti hawa. perkataan hawa untuk memakan buah khuldi sudah dilarang Allah untuk tidak dimakan. tetapi karena hawa menyuru nabi adam memakan, maka nabi meng"iya"kannya. betapa luar biasa pengaruh perempuan terhadap lelaki dan alih-alih adalah tatanan sosial. seseorang ibu memiliki tanggungjawab ilahiyah : mendidik anak sekaligus mengtransfusi beberapa perilaku baik kepada anak, merubah tatanan sosial yang buruk dst. perempuan sangat lemah dan tidak memiliki tanggungjawab seluas itu. tidak benar perkataan seperti itu.
dibarat perempuan dijadikan bahan "pajangan" dan dianggap hal yang biasa untuk dipertontonkan. sejak lama, barat ingin menghancurkan islam dan paradigma yang dibangun atas dasar argumentasi yang kuat mengenai perempuan sekaligus islam secara membabibuta sayangnya sebagian umat muslim sendiri ikut terjerumus kedalam pemikiran sekuler tersebut. tidak bisa menafikan hal tersebut.
prinsip hak asasi manusia yang dipelopori marx atau disebut marxisme itu tidak bisa diterapkan dalam islam. sampai kapanpun selalu berseberangan. hal yang paling terlihat adalah soal pekerjaan. paham marxisme tidak mengenal sama rata tetapi ada "defferent" sosial atau yang disebut kelas sosial. islam sendiri memiliki hak atas diri sendiri dan negara menjaminnya secara utuh. dalam hal ini, perempuan tidak bisa dijadikan "bebas" atau di "pertontokan" seperti yang dibangun oleh amerika dan sekutu.
etika moral bagi barat sudah tidak menjadi hal penting. misalkan dalam hal kesucian, keperawanan, menutup badan dst. berbeda dengan islam yang mengedepankan kehormatan wanita. penulis cukup prihatin terhadap umat islam sendiri yang tidak memehami atau menjaga diri dari hal-hal "melecehkan" wanita. dalam hal ini, apa yang didemonstrasikan barat kepada dunia telah berhasil mempengaruhi muslim-muslimah itu sendiri.
Dari mana akar permasalahan?
mari kita kembali kezaman yunani. semua memiliki sejarah panjang yang tak bisa dilupakan. sumber pengetahuan barat muncul dari yunani. dari situ muncullah ilmuan atau pemikiran politik, sosial , ekonomi seperti aristotelis dst. dari yunani tidak hanya muncul ilmu pengetahua tetapi muncul beragam "problem" salah satunya "jual-beli" perempuan.
penulis akan coba memberikan gambaran sedikit. pada masa kejayaan para ilmuan seperti aristoteles itu sudah terjadi jual-perempuan. hampir semua pejabat, orang berpangkat dst memiliki (maaf) perempuan simpana meskipun sudah memiliki istri. hal seperti ini dijadikan "pekerjaan" sehari-hari. apartement, kantor dan tempat-tempat pada umumnya menjadi markas besar perbuatan tercela ini.
dari sini memiliki dampak sangat besar. penulis kembali lagi kepada pembahasan diatas bahwa Allah menciptakan manusia itu dengan fitrah yang bersih. tetapi orangtua ataupun lingkungan tidak mendukung serta informasi yang tidak bisa diseleksi menjadikan seseorang tidak mampu bijak dalam berprilaku dst.
diindonesia sendiri itu sangat banyak tempat-tempat tersebut. tidak bisa kita menghina mereka yang menjadikan diri mereka untuk dijual belikan. tapi bagaimana seseorang bisa menebarkan benih-benih ilayiah tanpa embel-embel maksiat. agar lebih mantap, penulis mencoba bandingkan pendapat para ilmuan barat soal hal ini.
will durant, freud & bertrand russel berkomentar
jadi saya hadirkan beberapa pendapat mereka soal "perempuan". pertama, pendapat will durant adalah "kesucian dan kesopanan perempuan merupakan prasyarat moral dan sosial yang amat penting dalam masyarakat, walaupun prasyarat ini kadang menyebabkan gangguan kecemasan dan psikosomatis.
kedua, freud dan teman-temannya berbeda pendapat soal moral tersebut dan membuang moralitas seksual tradisional dan menggantinya dengan moral seksualitas yang benar-benar baru. bagi mereka moralitas tradisioanl terlalu membatasi kegiatan seksualitas manusia yang bisa mengakibatkan manusia menderita,
ketiga, bertrand memiliki argumen yang sama bahwa perkawinan baginya bebas dari pertimbangan perempuan itu tidak harus suci, jujur dan masih perewan.
apa solusinya?
dalam hal ini kita perlu meningkatkan spritualitas kita. spritualitas kita harus dikembangkan. ini adalah solusi yang baik dan bisa dilakukan setiap umat. sebab, jika diharap dari pencegahan negara dan oknum, ya, terkadang mampu. tetapi hampir kepada ketidak mampuan menuntaskan pernasalahan ini dan mencari jalan keluar sehingga susah mencari jalan. maaf-maaf saja pejabat negara pun seperti itu.
jadi kita hanya bisa memiliki ilmu yang menggerakan kita kepada kebaikan, kesucian dan penjagaan diri dari hal-hal yang tidak baik terutama dilarang Allah sebagai perbuatan tercela.
referensi :
*murtadha muthahhari, 2013, falsafah agama dan kemanusiaan (perspektif Al-quran dan rasionalisme islam)
*murtadha muthahhari, 2013, etika seksual antara islam dan barat
*bagir shadr, 2011, problematika sosial dunia modern
secara garis besar agama islam telah memuliakan wanita sedemikian rupah. alih-alih islam memposisikan wanita tidak sebagai "diskriminasi" melainkan "penghargaan" besar baginya. kali ini, penulis ingin mengupas sedikit mengenai hal tersebut. problematika yang sekarang terjadi tidak lepas dari agama dalam memandang segalanya.
perempuan adalah makhluk yang diciptakan pertama kali oleh Allah adalah siti hawa. adam sangat memuliakan dan mengistimewakan siti hawa. perkataan hawa untuk memakan buah khuldi sudah dilarang Allah untuk tidak dimakan. tetapi karena hawa menyuru nabi adam memakan, maka nabi meng"iya"kannya. betapa luar biasa pengaruh perempuan terhadap lelaki dan alih-alih adalah tatanan sosial. seseorang ibu memiliki tanggungjawab ilahiyah : mendidik anak sekaligus mengtransfusi beberapa perilaku baik kepada anak, merubah tatanan sosial yang buruk dst. perempuan sangat lemah dan tidak memiliki tanggungjawab seluas itu. tidak benar perkataan seperti itu.
dibarat perempuan dijadikan bahan "pajangan" dan dianggap hal yang biasa untuk dipertontonkan. sejak lama, barat ingin menghancurkan islam dan paradigma yang dibangun atas dasar argumentasi yang kuat mengenai perempuan sekaligus islam secara membabibuta sayangnya sebagian umat muslim sendiri ikut terjerumus kedalam pemikiran sekuler tersebut. tidak bisa menafikan hal tersebut.
prinsip hak asasi manusia yang dipelopori marx atau disebut marxisme itu tidak bisa diterapkan dalam islam. sampai kapanpun selalu berseberangan. hal yang paling terlihat adalah soal pekerjaan. paham marxisme tidak mengenal sama rata tetapi ada "defferent" sosial atau yang disebut kelas sosial. islam sendiri memiliki hak atas diri sendiri dan negara menjaminnya secara utuh. dalam hal ini, perempuan tidak bisa dijadikan "bebas" atau di "pertontokan" seperti yang dibangun oleh amerika dan sekutu.
etika moral bagi barat sudah tidak menjadi hal penting. misalkan dalam hal kesucian, keperawanan, menutup badan dst. berbeda dengan islam yang mengedepankan kehormatan wanita. penulis cukup prihatin terhadap umat islam sendiri yang tidak memehami atau menjaga diri dari hal-hal "melecehkan" wanita. dalam hal ini, apa yang didemonstrasikan barat kepada dunia telah berhasil mempengaruhi muslim-muslimah itu sendiri.
Dari mana akar permasalahan?
mari kita kembali kezaman yunani. semua memiliki sejarah panjang yang tak bisa dilupakan. sumber pengetahuan barat muncul dari yunani. dari situ muncullah ilmuan atau pemikiran politik, sosial , ekonomi seperti aristotelis dst. dari yunani tidak hanya muncul ilmu pengetahua tetapi muncul beragam "problem" salah satunya "jual-beli" perempuan.
penulis akan coba memberikan gambaran sedikit. pada masa kejayaan para ilmuan seperti aristoteles itu sudah terjadi jual-perempuan. hampir semua pejabat, orang berpangkat dst memiliki (maaf) perempuan simpana meskipun sudah memiliki istri. hal seperti ini dijadikan "pekerjaan" sehari-hari. apartement, kantor dan tempat-tempat pada umumnya menjadi markas besar perbuatan tercela ini.
dari sini memiliki dampak sangat besar. penulis kembali lagi kepada pembahasan diatas bahwa Allah menciptakan manusia itu dengan fitrah yang bersih. tetapi orangtua ataupun lingkungan tidak mendukung serta informasi yang tidak bisa diseleksi menjadikan seseorang tidak mampu bijak dalam berprilaku dst.
diindonesia sendiri itu sangat banyak tempat-tempat tersebut. tidak bisa kita menghina mereka yang menjadikan diri mereka untuk dijual belikan. tapi bagaimana seseorang bisa menebarkan benih-benih ilayiah tanpa embel-embel maksiat. agar lebih mantap, penulis mencoba bandingkan pendapat para ilmuan barat soal hal ini.
will durant, freud & bertrand russel berkomentar
jadi saya hadirkan beberapa pendapat mereka soal "perempuan". pertama, pendapat will durant adalah "kesucian dan kesopanan perempuan merupakan prasyarat moral dan sosial yang amat penting dalam masyarakat, walaupun prasyarat ini kadang menyebabkan gangguan kecemasan dan psikosomatis.
kedua, freud dan teman-temannya berbeda pendapat soal moral tersebut dan membuang moralitas seksual tradisional dan menggantinya dengan moral seksualitas yang benar-benar baru. bagi mereka moralitas tradisioanl terlalu membatasi kegiatan seksualitas manusia yang bisa mengakibatkan manusia menderita,
ketiga, bertrand memiliki argumen yang sama bahwa perkawinan baginya bebas dari pertimbangan perempuan itu tidak harus suci, jujur dan masih perewan.
apa solusinya?
dalam hal ini kita perlu meningkatkan spritualitas kita. spritualitas kita harus dikembangkan. ini adalah solusi yang baik dan bisa dilakukan setiap umat. sebab, jika diharap dari pencegahan negara dan oknum, ya, terkadang mampu. tetapi hampir kepada ketidak mampuan menuntaskan pernasalahan ini dan mencari jalan keluar sehingga susah mencari jalan. maaf-maaf saja pejabat negara pun seperti itu.
jadi kita hanya bisa memiliki ilmu yang menggerakan kita kepada kebaikan, kesucian dan penjagaan diri dari hal-hal yang tidak baik terutama dilarang Allah sebagai perbuatan tercela.
referensi :
*murtadha muthahhari, 2013, falsafah agama dan kemanusiaan (perspektif Al-quran dan rasionalisme islam)
*murtadha muthahhari, 2013, etika seksual antara islam dan barat
*bagir shadr, 2011, problematika sosial dunia modern
Komentar
Posting Komentar