Didalam kehidupan ini, semuanya bisa menjadi seseorang yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat sekaligus ruh (mentalitas) yang kuat juga untuk menjalankan keinginan mereka didalam kehidupan.
Semuanya tidak ada yang memiliki daya dan upaya. Manusia sombong menafikan sebab-akibat itu sendiri. Manusia melakukan (sebab) dan mendapatkan hasil (akibat) tetapi jika sebetas itu artinya telah meniadakan fungsi yang maha kuasa sebagai perwujudan semuanya.
Konsep ketuhanan mungkin dari kita sendiri memiliki cara pandang yang sangat berbeda. Tetapi, sekali lagi, tuhan tidak bisa digambarkan oleh apapun. Dia hanya satu & menciptakan manusia tanpa kecacatan. Semoga kita dianugerahi dan mau bersyukur. Siapa saja yang menarikan arti syukur, cepat atau lambat merasakan ketidak enakan hati dan kehidupan. Tidak merasa puas.
Puas itu sendiri punya barometer menurut cara pandang masing-masing. Yang perlu kita pelajari adalah konsep "syukr" dalam Qur'an. Konsep dan metodologi dalam Qur'an itu tidak pernah salah & selalu menuai hasil yang sangat memuaskan. Tergantung anda, saya atau yang mendalami Qur'an untuk menjadikannya pedoman dalam kehidupan.
Nabi Ibrahim bentuk syukur & sabar nya menuai hasil : Allah gantikan nabi Ismail dengan binatang. Sayyidah Maryam dengan bentuk menerima apa yang diberi Allah, tidak disangka Isa adalah nabi sekaligus nabi akhir zaman. Semuanya membawa pada hasil yang memuaskan. Banyak teori, entah itu teori dari barat atau hasil dari lembaga riset tidak mampu untuk mematahkan kandungan Qur'an.
Syukur itu bentuk kesenangan, kebahagiaan dan ketentraman dalam hidup. Banyak orang bekerja, tidak cukup. Ada orang kaya memiliki banyak harta, rumah, mobil dan apartemennya pun masih tidak bersyukur. Pada akhirnya, apa-apa yang dimiliki tidak membuat si pemilik menjadi bahagia. Dilain sisi, kita disuru belajar oleh Nabi Saw untuk melihat kebawa (orang miskin, orang tidak mampu dst) untuk tetap memiliki energi positif (syukur).
Menegakkan kepala terus juga menandakan kurang bijak sekaligus punya ambisi yang bisa mematikan mentalitas dan alih-alih sebagai budak kapitalisme. Uniknya, Islam sendiri mengatur segalanya dengan baik mulai dari isu ekonomi, sosial, politik, kesehatan, geografis, matematika dan masih banyak lain untuk kita pelajari. Tetapi bentuk "syukr" dalam Qur'an itu sangat jelas tanpa susah untuk kita dalami.
Allah menurunkan Qur'an tidak semata-mata untuk menjadikannya sebagai bahan pajangan. Andaikan sebagai pajangan, Allah tidak akan menurunkannya tapi bisa langsung Allah beri peringatan dari langit atau melalui lisan nabi. Tapi tidak, karena Allah ingin manusia menggunakan akal nya, tafakkur.
Syukur itu sendiri tidak bisa dicapai oleh orang-orang yang suka mengeluh & tidak menerima takdir - ketentuan Allah SWT. Sedikit-sedikit khawatir. Allah dalam Qur'an secara terang dan samar menyuru manusia untuk bersikap bahagia terus menerus. Karena semua sudah ditanganNya. Satupun didunia ini ada jaminan dari Allah.
Jangan pernah khawatir dan jangan pernah bersedih. Dunia hanya permainan. Jangan mau kalau juga. Pemenang adalah yang selalu bersyukur atas apa yang ia miliki bukan apa yang belum dia miliki.
Abdillah Husain,
Sedang menempuh D4/S1 manajemen pemasaran (marketing) di Politeknik negeri malang. Doanya ya 😊
Semuanya tidak ada yang memiliki daya dan upaya. Manusia sombong menafikan sebab-akibat itu sendiri. Manusia melakukan (sebab) dan mendapatkan hasil (akibat) tetapi jika sebetas itu artinya telah meniadakan fungsi yang maha kuasa sebagai perwujudan semuanya.
Konsep ketuhanan mungkin dari kita sendiri memiliki cara pandang yang sangat berbeda. Tetapi, sekali lagi, tuhan tidak bisa digambarkan oleh apapun. Dia hanya satu & menciptakan manusia tanpa kecacatan. Semoga kita dianugerahi dan mau bersyukur. Siapa saja yang menarikan arti syukur, cepat atau lambat merasakan ketidak enakan hati dan kehidupan. Tidak merasa puas.
Puas itu sendiri punya barometer menurut cara pandang masing-masing. Yang perlu kita pelajari adalah konsep "syukr" dalam Qur'an. Konsep dan metodologi dalam Qur'an itu tidak pernah salah & selalu menuai hasil yang sangat memuaskan. Tergantung anda, saya atau yang mendalami Qur'an untuk menjadikannya pedoman dalam kehidupan.
Nabi Ibrahim bentuk syukur & sabar nya menuai hasil : Allah gantikan nabi Ismail dengan binatang. Sayyidah Maryam dengan bentuk menerima apa yang diberi Allah, tidak disangka Isa adalah nabi sekaligus nabi akhir zaman. Semuanya membawa pada hasil yang memuaskan. Banyak teori, entah itu teori dari barat atau hasil dari lembaga riset tidak mampu untuk mematahkan kandungan Qur'an.
Syukur itu bentuk kesenangan, kebahagiaan dan ketentraman dalam hidup. Banyak orang bekerja, tidak cukup. Ada orang kaya memiliki banyak harta, rumah, mobil dan apartemennya pun masih tidak bersyukur. Pada akhirnya, apa-apa yang dimiliki tidak membuat si pemilik menjadi bahagia. Dilain sisi, kita disuru belajar oleh Nabi Saw untuk melihat kebawa (orang miskin, orang tidak mampu dst) untuk tetap memiliki energi positif (syukur).
Menegakkan kepala terus juga menandakan kurang bijak sekaligus punya ambisi yang bisa mematikan mentalitas dan alih-alih sebagai budak kapitalisme. Uniknya, Islam sendiri mengatur segalanya dengan baik mulai dari isu ekonomi, sosial, politik, kesehatan, geografis, matematika dan masih banyak lain untuk kita pelajari. Tetapi bentuk "syukr" dalam Qur'an itu sangat jelas tanpa susah untuk kita dalami.
Allah menurunkan Qur'an tidak semata-mata untuk menjadikannya sebagai bahan pajangan. Andaikan sebagai pajangan, Allah tidak akan menurunkannya tapi bisa langsung Allah beri peringatan dari langit atau melalui lisan nabi. Tapi tidak, karena Allah ingin manusia menggunakan akal nya, tafakkur.
Syukur itu sendiri tidak bisa dicapai oleh orang-orang yang suka mengeluh & tidak menerima takdir - ketentuan Allah SWT. Sedikit-sedikit khawatir. Allah dalam Qur'an secara terang dan samar menyuru manusia untuk bersikap bahagia terus menerus. Karena semua sudah ditanganNya. Satupun didunia ini ada jaminan dari Allah.
Jangan pernah khawatir dan jangan pernah bersedih. Dunia hanya permainan. Jangan mau kalau juga. Pemenang adalah yang selalu bersyukur atas apa yang ia miliki bukan apa yang belum dia miliki.
Abdillah Husain,
Sedang menempuh D4/S1 manajemen pemasaran (marketing) di Politeknik negeri malang. Doanya ya 😊
Komentar
Posting Komentar