Manusia dalam spritual bagaikan metamorfosis kupu-kupu. sebenarnya ini saya terinspirasi dari muhyiddin hairi shirazi. beberapa ulama tasawuf mencoba mendefisinikan tentang tahap-tahap dalam spritual.
manusia sempitkan ada dua metamorfosis. sebelumnya mari kita baca dulu potongan arti ayat ini: "
(41). فَلَمَّا جَاءَ السَّحَرَةُ قَالُوا لِفِرْعَوْنَ أَئِنَّ لَنَا لَأَجْرًا إِنْ كُنَّا نَحْنُ الْغَالِبِينَ
Maka tatkala ahli-ahli sihir datang, mereka bertanya kepada Fir`aun: "Apakah kami sungguh-sungguh mendapat upah yang besar jika kami adalah orang-orang yang menang?"
(42). قَالَ نَعَمْ وَإِنَّكُمْ إِذًا لَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ
Fir`aun menjawab: "Ya, kalau demikian, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan menjadi orang yang didekatkan (kepadaku)".
44). فَأَلْقَوْا حِبَالَهُمْ وَعِصِيَّهُمْ وَقَالُوا بِعِزَّةِ فِرْعَوْنَ إِنَّا لَنَحْنُ الْغَالِبُونَ
Lalu mereka melemparkan tali temali dan tongkat-tongkat mereka dan berkata: "Demi kekuasaan Fir`aun, sesungguhnya kami benar-benar akan menang".
ini sifat yang digambarkan oleh sheikh muhyiddin bahwa manusia digambarkan seperti kisah para penyihir firaun. pertama dalam ayat itu, penyihir mengharapkan upah dan mengandalkan "kekuatan" firaun. oleh sebab itu mereka mengatakan " demi kekuasaan firaun."
setelah mereka melemperkan binatang-binatang mereka kehadapan Nabi musa sekejap tongkat nabi musa memakan habis binatang mereka. dan seketika itu mereka bersujud.
اُلْقِيَ السَّحَرَةُ سٰجِدِيْن
Dan para pesihir itu serta merta menjatuhkan diri dengan bersujud.قَالُوْٓا اٰمَنَّا بِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙMereka berkata, “Kami beriman kepada Tuhan seluruh alam,firaun lantas marah . قَالَ آمَنْتُمْ لَهُ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ ۖإِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ فَلَسَوْفَ تَعْلَمُونَ ۚلَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلَافٍ وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ أَجْمَعِينَ
Fir`aun berkata: "Apakah kamu sekalian beriman kepada Musa sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya dia benar-benar pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu maka kamu nanti pasti benar-benar akan mengetahui (akibat perbuatanmu); sesungguhnya aku akan memotong tanganmu dan kakimu dengan bersilangan dan aku akan menyalibmu semuanya"setelah itu para penyihir bertanya kepada Nabi musa bagaimana cara mereka kembali kepada Allah dan pada saat itu yang terpenting bagi mereka adalah keridhaan Allah.
dari kesimpulan diatas. fase pertama perkembengan spritual manusia tidak menginginkan apapun kecuali imbalan duniawi. jika dikaitkan dalam kisah penyihir, fase pertama para penyihir tidak melihat apapun kecuali kekuatan tirani firaun. namun fase kedua, manusia tidak akan melihat apapun kecuali kekuatan tuhan dan tidak menginginkan appaun kecuali kerindahan tuhaan. (sheikh muhyiddin)lantas kenapa manusia mengalami metamorfosis dalam spritual seperti kupu. perlu diingatkan lagi manusia yang dijelaskan darwin dengan teorinya berbeda dengan hal ini. sebelum menjadi kupu-kupu ia menjadi ulat. setelah itu menjadi kupu-kupu. disebut metamorfosis fisik. berbeda dengan manusia. manusia dalam hal ini hanya metamorfosis spritual. dalam hal ini, penyihir fase pertama mengharap imbalan dan dalam fase kedua perenungan. dalam perenungan mereka menemukan titik dimana " Allah" adalah kekuatan utama bukan "demi kekuasaan firaun."dalam penjelasan lain dari hujjatul islam wal muslimin rahbar, mengatakan "Nabi musa dikejar oleh firaun. orang-orang yang ikut bersamanya ketakutan ketika melihat kebelakang bala tentara yang sudah mulai mendekat. seketika itu mereka semua bimbang. tapi Nabi Musa tidak mengatakan " tenang saja, aku ini kalamullah", "aku ini dekat dengan tuhanku.". tidak demikian. tapi Musa berharap kepada Allah dan mengatakan "sesungguhnya Allah bersama kita." dari sini terlihat jelas hikmah yang bisa kita petik bersama.jangan pernah menjadi hamba yang merasa sombong dan mengandalkan kekuatan diri. sebab kekuatan diri terbatas dan kehidupan ini terbatas kecuali atas izin Allah.
referensi : mans dual inclinations : an islamic approach
manusia sempitkan ada dua metamorfosis. sebelumnya mari kita baca dulu potongan arti ayat ini: "
(41). فَلَمَّا جَاءَ السَّحَرَةُ قَالُوا لِفِرْعَوْنَ أَئِنَّ لَنَا لَأَجْرًا إِنْ كُنَّا نَحْنُ الْغَالِبِينَ
Maka tatkala ahli-ahli sihir datang, mereka bertanya kepada Fir`aun: "Apakah kami sungguh-sungguh mendapat upah yang besar jika kami adalah orang-orang yang menang?"
(42). قَالَ نَعَمْ وَإِنَّكُمْ إِذًا لَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ
Fir`aun menjawab: "Ya, kalau demikian, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan menjadi orang yang didekatkan (kepadaku)".
44). فَأَلْقَوْا حِبَالَهُمْ وَعِصِيَّهُمْ وَقَالُوا بِعِزَّةِ فِرْعَوْنَ إِنَّا لَنَحْنُ الْغَالِبُونَ
Lalu mereka melemparkan tali temali dan tongkat-tongkat mereka dan berkata: "Demi kekuasaan Fir`aun, sesungguhnya kami benar-benar akan menang".
ini sifat yang digambarkan oleh sheikh muhyiddin bahwa manusia digambarkan seperti kisah para penyihir firaun. pertama dalam ayat itu, penyihir mengharapkan upah dan mengandalkan "kekuatan" firaun. oleh sebab itu mereka mengatakan " demi kekuasaan firaun."
setelah mereka melemperkan binatang-binatang mereka kehadapan Nabi musa sekejap tongkat nabi musa memakan habis binatang mereka. dan seketika itu mereka bersujud.
اُلْقِيَ السَّحَرَةُ سٰجِدِيْن
Dan para pesihir itu serta merta menjatuhkan diri dengan bersujud.قَالُوْٓا اٰمَنَّا بِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙMereka berkata, “Kami beriman kepada Tuhan seluruh alam,firaun lantas marah . قَالَ آمَنْتُمْ لَهُ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ ۖإِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ فَلَسَوْفَ تَعْلَمُونَ ۚلَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلَافٍ وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ أَجْمَعِينَ
Fir`aun berkata: "Apakah kamu sekalian beriman kepada Musa sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya dia benar-benar pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu maka kamu nanti pasti benar-benar akan mengetahui (akibat perbuatanmu); sesungguhnya aku akan memotong tanganmu dan kakimu dengan bersilangan dan aku akan menyalibmu semuanya"setelah itu para penyihir bertanya kepada Nabi musa bagaimana cara mereka kembali kepada Allah dan pada saat itu yang terpenting bagi mereka adalah keridhaan Allah.
dari kesimpulan diatas. fase pertama perkembengan spritual manusia tidak menginginkan apapun kecuali imbalan duniawi. jika dikaitkan dalam kisah penyihir, fase pertama para penyihir tidak melihat apapun kecuali kekuatan tirani firaun. namun fase kedua, manusia tidak akan melihat apapun kecuali kekuatan tuhan dan tidak menginginkan appaun kecuali kerindahan tuhaan. (sheikh muhyiddin)lantas kenapa manusia mengalami metamorfosis dalam spritual seperti kupu. perlu diingatkan lagi manusia yang dijelaskan darwin dengan teorinya berbeda dengan hal ini. sebelum menjadi kupu-kupu ia menjadi ulat. setelah itu menjadi kupu-kupu. disebut metamorfosis fisik. berbeda dengan manusia. manusia dalam hal ini hanya metamorfosis spritual. dalam hal ini, penyihir fase pertama mengharap imbalan dan dalam fase kedua perenungan. dalam perenungan mereka menemukan titik dimana " Allah" adalah kekuatan utama bukan "demi kekuasaan firaun."dalam penjelasan lain dari hujjatul islam wal muslimin rahbar, mengatakan "Nabi musa dikejar oleh firaun. orang-orang yang ikut bersamanya ketakutan ketika melihat kebelakang bala tentara yang sudah mulai mendekat. seketika itu mereka semua bimbang. tapi Nabi Musa tidak mengatakan " tenang saja, aku ini kalamullah", "aku ini dekat dengan tuhanku.". tidak demikian. tapi Musa berharap kepada Allah dan mengatakan "sesungguhnya Allah bersama kita." dari sini terlihat jelas hikmah yang bisa kita petik bersama.jangan pernah menjadi hamba yang merasa sombong dan mengandalkan kekuatan diri. sebab kekuatan diri terbatas dan kehidupan ini terbatas kecuali atas izin Allah.
referensi : mans dual inclinations : an islamic approach
Komentar
Posting Komentar