cinta kadang menunjukan dirinya dalam nafsu birahi. ketika nafsu birahi menguasai manusia, maka manusia tersebut menjadi egois, melihat cinta hanya sebagai alat untuk memuaskan diri pribadi. namun ketika manusia melihat cinta sebagai kasih sayang sejati, maka ia tidak lagi bersifat egois. cinta yang demikian adalah cinta seseorang yang rela mengorbankan dirinya untuk orang lain.
dengan kata lain, seseorang yang memiliki cinta sejati mampu mengatasi motivasi-motivasi egisentrisnya dan lebih memilih untuk berkhidmat pada orang lain. dari sastra persia, kita bisa mengutip sebuah sajak gubahan sadi sebagai berikut :
"ketika seseorang mencintai orang lain
ia menjadi cinta dirinya sendiri.
ketika cinta tidak menumbuhkan keberanian
perak yang belum diolah, tidak memancarkan cahaya."
cinta dipuja-puja dalam berbagai cara, baik didunia barat maupun timur. namun konseptualisasi cinta antara barat dan timur berbeda. bagi orang-orang barat, cinta dianggap berharga selagi mewujud dalam bentuk kemesraan dua orang. pasangan yang berbeda jenis kelamin tersebut menikmati kenikmatan hidup berdua, guna menjauhi kehidupan sendiri yang membosankan. mereka bertujuan untuk memaksimalkan kenikmatan kehidupan.
ditimur, cinta dianggap sesuatu sangat mulia. cinta memberikan gambaran sepenuhnya kepribadian seseorang. cinta membuat jiwa menjadi memiliki drajat yang tinggi dan juga menginspirasi. cinta, oleh karenanya, dianggap sebagai katalis, pemurni, dan lain-lainnya. tampak dari semua atribut dan sifat yang disematkan pada cina seperti ini, maka sangat susah untuk melihat bahwa cinta hanya awal dari penyatuan dua insan, atau hanya perasaan nikmat secara rohani dan jasmani karena hidup bersama. cinta adalah lebih dari itu.
bagi orang barat, cinta antara calon pasangan adalah awal bagi kesenangan yang mereka dapatkan ketika mereka hidup bersama. pengalaman awal salng mencintai ini saja bisa meningkatkan kadar kemanusiaan mereka. tidak hanya prasyarat untuk kenikmatan yang didapat dalam hubungun suami-istri.
jika cinta ditafsirkan sebagai awal untuk menyatukan laki-laki dan perempuan menjadi satu jiwa, maka cinta seperti itu mengantkan manusia untuk bisa hidup lebih utuh.
pendeknya, dalam cinta dan dalam berbagai masalah lain, orang barat dan timur berbeda dalam pendekatan intelektualnya. orang barat biasanya tidak mampu melihat atau mengembangkan cinta dalam kerangka abstrak di luar proses mekanis mengatasi masalah-masalah kehidupan sehari-hari. walaupun mereka menyadari beda antara cinta dan nafsu birahi dan juga percaya pada empati serta harmoni spritual.
bertrand russel menuliskan tentang pentingnya cinta dalam diri manusia :
"orang-orang yang tidak mengalami kehidupan erat bersama dan persahabatan sejati yang tumbuh dari cinta yang saling membahagiakan telah kehilangan sesuatu yang amat berharga dalam kehidupannya ; secara sadar atau tidak sadar, mereka sebenarnya bisa merasakan hal tersebut dan mengakibatkan mereka menjadi hidup dalam kekecewaan yang membuat mereka menjadi iri, kejam dan menindas."
potongan salinan dari buku : "etika seksual antara islam dan barat." karya almarhum murtadha muthahhari
murtadha muthahhari |
dengan kata lain, seseorang yang memiliki cinta sejati mampu mengatasi motivasi-motivasi egisentrisnya dan lebih memilih untuk berkhidmat pada orang lain. dari sastra persia, kita bisa mengutip sebuah sajak gubahan sadi sebagai berikut :
"ketika seseorang mencintai orang lain
ia menjadi cinta dirinya sendiri.
ketika cinta tidak menumbuhkan keberanian
perak yang belum diolah, tidak memancarkan cahaya."
cinta dipuja-puja dalam berbagai cara, baik didunia barat maupun timur. namun konseptualisasi cinta antara barat dan timur berbeda. bagi orang-orang barat, cinta dianggap berharga selagi mewujud dalam bentuk kemesraan dua orang. pasangan yang berbeda jenis kelamin tersebut menikmati kenikmatan hidup berdua, guna menjauhi kehidupan sendiri yang membosankan. mereka bertujuan untuk memaksimalkan kenikmatan kehidupan.
ditimur, cinta dianggap sesuatu sangat mulia. cinta memberikan gambaran sepenuhnya kepribadian seseorang. cinta membuat jiwa menjadi memiliki drajat yang tinggi dan juga menginspirasi. cinta, oleh karenanya, dianggap sebagai katalis, pemurni, dan lain-lainnya. tampak dari semua atribut dan sifat yang disematkan pada cina seperti ini, maka sangat susah untuk melihat bahwa cinta hanya awal dari penyatuan dua insan, atau hanya perasaan nikmat secara rohani dan jasmani karena hidup bersama. cinta adalah lebih dari itu.
bagi orang barat, cinta antara calon pasangan adalah awal bagi kesenangan yang mereka dapatkan ketika mereka hidup bersama. pengalaman awal salng mencintai ini saja bisa meningkatkan kadar kemanusiaan mereka. tidak hanya prasyarat untuk kenikmatan yang didapat dalam hubungun suami-istri.
jika cinta ditafsirkan sebagai awal untuk menyatukan laki-laki dan perempuan menjadi satu jiwa, maka cinta seperti itu mengantkan manusia untuk bisa hidup lebih utuh.
pendeknya, dalam cinta dan dalam berbagai masalah lain, orang barat dan timur berbeda dalam pendekatan intelektualnya. orang barat biasanya tidak mampu melihat atau mengembangkan cinta dalam kerangka abstrak di luar proses mekanis mengatasi masalah-masalah kehidupan sehari-hari. walaupun mereka menyadari beda antara cinta dan nafsu birahi dan juga percaya pada empati serta harmoni spritual.
bertrand russel menuliskan tentang pentingnya cinta dalam diri manusia :
"orang-orang yang tidak mengalami kehidupan erat bersama dan persahabatan sejati yang tumbuh dari cinta yang saling membahagiakan telah kehilangan sesuatu yang amat berharga dalam kehidupannya ; secara sadar atau tidak sadar, mereka sebenarnya bisa merasakan hal tersebut dan mengakibatkan mereka menjadi hidup dalam kekecewaan yang membuat mereka menjadi iri, kejam dan menindas."
potongan salinan dari buku : "etika seksual antara islam dan barat." karya almarhum murtadha muthahhari
Komentar
Posting Komentar