kasus ganti presiden ini sudah berlebihan. dengan berlebihan ini, masyarakat saling berkelahi antara pro jokowi dan pro prabowo. kenormaan yang ada secara sadar dalam masyarakat menjadi hilang begitu saja tanpa ditaati sebagai pedoman hidup. itulah mengapa ada norma hukum dan seterusnya. tanpa norma, masyarakat kita akan sebebas-bebasnya melakukan apapun yang dikehendaki.
dalam hal ini, pikirkan lagi aksi turun dijalan membakar ban, melawan polisi dan tentara, memaki dan mencemooh lawan bukan merupakan sikap bijak kita masyarakat indonesia. nenek moyang kita bukan orang yang arogan. mereka waktu ke waktu arogan karena melawan penjajah, melawan ketidak adilan, dan juga faktor geografis sehingga membentuk kepribadian mereka. karena mendukung salah satu (jokowi-prabowo) kita harus berkelahi.
memang, sah-sah saja turun ke jalan untuk berdemo, minta kejelasan atas kebijakan pemerintahaan dan seterusnya, itu pun juga ada norma hukum yang harus di lakukan seperti meminta surat izin kepolisiaan. dalam hidup ini semua sudah diatur. dalam agama islam, kristen dan kepercayaan lainnya tertulis dan tidak tertulis itu sudah ada.
malu, norma kesusilaan kita mulai pudar. kemanusiaan kita semakin hari semakin tak terlihat. sejak dulu, kita diajarkan untuk menghormati siapa saja, berbicara sopan, malu kalau melalukan hal-hal tercela, memaafkan, membantu dan lainnya. sekarang, karena politik semua bisa hancur. masyarakat kita tidak bisa disalahkan. politik memang bisa memainkan bola api. ia mau tendang kesana-sini bisa saja.
kematangan kita dalam demokrasi masih belum begitu baik. selaras dengan emilie durkhem teori anominya. saya punya beberapa PPT dari Fisip Unair tentang pengkajian anomi. disayangkan saja tidak ada kontrol sosial yang mencoba memakai bebapa cara entah itu persuasif dst. karena masyarakat kita kalau dikerasin malah keras.
pertama-tama, saya mau mengkritik Ahmad dhani dan neno. propoganda itu bisa memunculkan konflik besar dalam masyarakat karena adanya ketegangan struktural. hak-hak beliau-beliau memang mengkampanyekan #gantipresiden tapi melihat seberapa besar tindakan anda ketika mengkampenyakan. hati-hati, pemberontakan bisa terjadi besar-besaran karena hal ini.
kedua, #gantipresiden bukan ajang perkelahian. mari kita bersama-sama menujukan sikap bijak, menghormati diri dan intelektualitas masing-masing, menjunjung tinggi pancasila dan norma-norma. kasihan kalau hanya karena saling dukung calon presiden sampai harus seperti itu.
guru besar unair, prof sahetapy pernah memgatakan : moral negara kita sedang bobrok. bukan kata saya. karena, jika tidak ada perubahan tahun ke tahun soal sikap, nanti akan sampai pada generasi-generasi baru. meskipun akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang generasi Milineal bisa membawa cahaya baru. karena nila setitik, rusak susu sebelanga.
dalam hal ini, pikirkan lagi aksi turun dijalan membakar ban, melawan polisi dan tentara, memaki dan mencemooh lawan bukan merupakan sikap bijak kita masyarakat indonesia. nenek moyang kita bukan orang yang arogan. mereka waktu ke waktu arogan karena melawan penjajah, melawan ketidak adilan, dan juga faktor geografis sehingga membentuk kepribadian mereka. karena mendukung salah satu (jokowi-prabowo) kita harus berkelahi.
memang, sah-sah saja turun ke jalan untuk berdemo, minta kejelasan atas kebijakan pemerintahaan dan seterusnya, itu pun juga ada norma hukum yang harus di lakukan seperti meminta surat izin kepolisiaan. dalam hidup ini semua sudah diatur. dalam agama islam, kristen dan kepercayaan lainnya tertulis dan tidak tertulis itu sudah ada.
malu, norma kesusilaan kita mulai pudar. kemanusiaan kita semakin hari semakin tak terlihat. sejak dulu, kita diajarkan untuk menghormati siapa saja, berbicara sopan, malu kalau melalukan hal-hal tercela, memaafkan, membantu dan lainnya. sekarang, karena politik semua bisa hancur. masyarakat kita tidak bisa disalahkan. politik memang bisa memainkan bola api. ia mau tendang kesana-sini bisa saja.
kematangan kita dalam demokrasi masih belum begitu baik. selaras dengan emilie durkhem teori anominya. saya punya beberapa PPT dari Fisip Unair tentang pengkajian anomi. disayangkan saja tidak ada kontrol sosial yang mencoba memakai bebapa cara entah itu persuasif dst. karena masyarakat kita kalau dikerasin malah keras.
pertama-tama, saya mau mengkritik Ahmad dhani dan neno. propoganda itu bisa memunculkan konflik besar dalam masyarakat karena adanya ketegangan struktural. hak-hak beliau-beliau memang mengkampanyekan #gantipresiden tapi melihat seberapa besar tindakan anda ketika mengkampenyakan. hati-hati, pemberontakan bisa terjadi besar-besaran karena hal ini.
kedua, #gantipresiden bukan ajang perkelahian. mari kita bersama-sama menujukan sikap bijak, menghormati diri dan intelektualitas masing-masing, menjunjung tinggi pancasila dan norma-norma. kasihan kalau hanya karena saling dukung calon presiden sampai harus seperti itu.
guru besar unair, prof sahetapy pernah memgatakan : moral negara kita sedang bobrok. bukan kata saya. karena, jika tidak ada perubahan tahun ke tahun soal sikap, nanti akan sampai pada generasi-generasi baru. meskipun akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang generasi Milineal bisa membawa cahaya baru. karena nila setitik, rusak susu sebelanga.
Komentar
Posting Komentar