Politik adalah seni. seni mempercantik politik agar terlihat indah meskipun itu jelek. sayangnya, perpolitikan negara kita sudah jelek dan kacau balau. maaf-maaf saja, rakyat sejak zaman presiden pertama soekarno sampai sekarang sudah mempelajari sepak terjang perpolitikan. mereka semua mampu mengenal pribadi-pribadi para politisi yang melenceng dari tujuan dasar mereka duduk disenayan atau menjadi pejabat negara.
Pilpres kali ini menurut saya pribadi sangat menarik. sosok presiden jokowi menunjukan kelihaiannya bermain-main dengan situasi yang panas. jokowi bermain-main dengan strategi perang sun tzu. dengan sikap beliau yang tenang, sabar dan tidak gampang terprovokasi yang membuat musuh menjadi lalai terhadapnya. beberapa lembaga penelitian tidak terlalu menyakinkan bahwa pak ma'aruf amin akan menjadi calon wakil presiden pak jokowi.
beberapa nama yang digosipkan bersama jokowi banyak asumsi adalah pak mahmud md. ternyata, pak jokowi berputar arah mengkelabuhi lawannya. ada manuver yang tak bisa dibaca pak prabowo. kesalahan pun terjadi. secara koalisi, lebih erat koalisi pak jokowi dibandingkan pak prabowo. perpecahan koalisi demokrat dari koalisi prabowo membuat publik bertanya-tanya lagi bagaimana bisa terjadi. awal mulanya bersepakat adalah UAS atau Habis salim aljufry. dua-duanya sama-sama memakai strategis mengkelabuhi lawan.
dengan pecahnya koalisi prabowo juga berdampak besar terhadap majunya prabowo-sandiaga uno dalam pilpres tahun ini. pertama, secara umum, sandiago uno anak muda yang kaya dan ahli ekonomi indonesia. yang bertujuan mensejahterakan rakyat. namun, seperti biasa ketika pemimpin melakukan satu kesalahan, maka kebaikan seluruhnya bakal dilupakan. sandiaga uno sendiri masih dalam masa jabatan sebagai wakil gubernur DKI jakarta. prospek kerja bersama Anies baswedan sering dicibir dan diomongkan orang banyak. citra keduanya semakin menurun. terutama sandiago memainkan uang atau apapun hingga gerindra mencalonkan wakil presiden dari partainya sendiri.
perpacahan ini sebenarnya menunjukan inkonstensi koalisi mereka. politik ini dinamis dan tidak stagnan dalam masalah apapun. prabowo sepertinya ingin menghormati ulama sebagai pemimpin umat sehingga tidak menjadikan capres nya dari bidang agamis. menghormati siapa saja adalah puncak tertinggi negara berdemokrasi. kedua, pak sandigo uno orang yang bersih. belum terjerat apapun beliau juga masih muda. namun, orang masih belum mempercayai beliau. akuntabiliasnya kurang. pak prabowo memang dari dulu lawan politik siapa saja selalu melawan prabowo. orang ini selalu gagal dengan banyak sebab. para pengamat sudah menjelaskan didalam tulisan, wawancara dan di televisi-televisi indonesia.
alasan pak prabowo logis-logis saja dengan tidak memilih wakil dari agamawan. masyarakat bertanya-tanya lagi, ah masa agamawan jadi presiden. terutama, maaf-maaf, pak ma'aruf amin juga waktu itu tidak ada keadilan soal ahok. ini bukan berbicara ras atau agama, tetapi keadilan ia sebagai pemimpin umat. agama islam memang tidak bisa dipisahkan dari perpolitikan atau siyasah. para revolusioner mengakui itu, seperti Dr. ali syariati, muhammad abduh, syeikh jamaluddin dan beberapa tokoh revolusi.
saya setuju dengan pemikiran Ali syariati tentang ulama yang maju sebagai pemimpin negara. beliau sendiri tidak setuju dengan ulama yang memimpin negara. bukan melarang, tapi, ia menyarankan untuk mengurus umat. saat itu memang, iran banyak ulama fanatik dan menyebarkan fatwa-fatwa sesat dalam iran. banyak anak muda waktu itu juga yang bersembunyi dibelakang barat. dia sebut, pantasnya adalah rausyan fikr. rausyan fikr konsep yang cukup bagus. artinya, orang-orang berintelektual, bermoral, mampu memahami masyarakat dan mahir yang maju menjadi pemimpin.
semua memiliki perspektif dari pelbagi bidang. mari kita berpikir positif adalah pak jokowi memilih capres dari agamawan untuk menahan isu sara juga bisa. jadi, pak ma'aruf amin selalu maju ketika terjadi konflik madzhab (kepercayaan) atau dalam ruang lingkup itu. atau bisa jadi, pak jokowi melihat masyarakat butuh pemimpin yang sejuk dan tidak suka berkelahi.
apapun yang menjadi jurus pak jokowi merupakan kebijakan yang sudah dimusyawarakan. beliau sendiri prospek selama menjadi presiden sangat hebat. pak prabowo juga begitu. tapi jurus jokowi dengan gaya jawanya mematahkan semua jurus lainnya. dengan tidak memberikan langsung jawaban, tapi beliau mengamati sekitar. ini juga salah satu sebab pengelolaan masalah ada ditangan jokowi. kalau saja koalisi prabowo berpikir jernih, mereka juga bisa. tapi, semua tergantung ketua umum masing-masing.
kalau tidak melihat dari keinginan masyarakat dan negara, sudah pasti salah duanya bakal kalah pilpres tahun ini. masyarakat juga tidak melihat wakilnya, tetapi calon ketuanya. jokowi sudah baguslah. sejak ia disolo sampai DKI Jakarta bersih dari kasus korupsi atau apapun itu. tapi, pak jokowi harus lebih berhati-hati. setelah ini, pak ma'aruf amin dan beliau bakal dicemoh. banyak yang menyesali mengangkat pak ma'aruf. sah-sah saja masyarakat mengungkapkan isi hati mereka. namun dalam berdemokrasi sudah sepantasnya kita menghormati siapa saja yang menjadi presiden nanti atau dikemudian hari dengan mendukung dan bekerja sama dengan beliau.
secara sosiolog, calon-calon yang berbauh agama ketika ditonjolkan sebelum deklarasi cawapres sebenrnya, ini ada keahlian pak jokowi dengan menaruh beberapa nama dan melihat reaksi masyarakat. dari situ, saya pikir staf ahli, para koalisi dan pengamat jokowi membeberkan reaksi masyarakat. ini juga soal perhatian dengan fakta masyarakat. kematangan fakta yang menjadikan berani jokowi mengangkat ma'aruf amin. apapun yang terjadi nanti, sedikit kemungkinan pak jokowi bakal kalah melihat prospek kerjanya bukan isu sara atau agama.
Pilpres kali ini menurut saya pribadi sangat menarik. sosok presiden jokowi menunjukan kelihaiannya bermain-main dengan situasi yang panas. jokowi bermain-main dengan strategi perang sun tzu. dengan sikap beliau yang tenang, sabar dan tidak gampang terprovokasi yang membuat musuh menjadi lalai terhadapnya. beberapa lembaga penelitian tidak terlalu menyakinkan bahwa pak ma'aruf amin akan menjadi calon wakil presiden pak jokowi.
beberapa nama yang digosipkan bersama jokowi banyak asumsi adalah pak mahmud md. ternyata, pak jokowi berputar arah mengkelabuhi lawannya. ada manuver yang tak bisa dibaca pak prabowo. kesalahan pun terjadi. secara koalisi, lebih erat koalisi pak jokowi dibandingkan pak prabowo. perpecahan koalisi demokrat dari koalisi prabowo membuat publik bertanya-tanya lagi bagaimana bisa terjadi. awal mulanya bersepakat adalah UAS atau Habis salim aljufry. dua-duanya sama-sama memakai strategis mengkelabuhi lawan.
dengan pecahnya koalisi prabowo juga berdampak besar terhadap majunya prabowo-sandiaga uno dalam pilpres tahun ini. pertama, secara umum, sandiago uno anak muda yang kaya dan ahli ekonomi indonesia. yang bertujuan mensejahterakan rakyat. namun, seperti biasa ketika pemimpin melakukan satu kesalahan, maka kebaikan seluruhnya bakal dilupakan. sandiaga uno sendiri masih dalam masa jabatan sebagai wakil gubernur DKI jakarta. prospek kerja bersama Anies baswedan sering dicibir dan diomongkan orang banyak. citra keduanya semakin menurun. terutama sandiago memainkan uang atau apapun hingga gerindra mencalonkan wakil presiden dari partainya sendiri.
perpacahan ini sebenarnya menunjukan inkonstensi koalisi mereka. politik ini dinamis dan tidak stagnan dalam masalah apapun. prabowo sepertinya ingin menghormati ulama sebagai pemimpin umat sehingga tidak menjadikan capres nya dari bidang agamis. menghormati siapa saja adalah puncak tertinggi negara berdemokrasi. kedua, pak sandigo uno orang yang bersih. belum terjerat apapun beliau juga masih muda. namun, orang masih belum mempercayai beliau. akuntabiliasnya kurang. pak prabowo memang dari dulu lawan politik siapa saja selalu melawan prabowo. orang ini selalu gagal dengan banyak sebab. para pengamat sudah menjelaskan didalam tulisan, wawancara dan di televisi-televisi indonesia.
alasan pak prabowo logis-logis saja dengan tidak memilih wakil dari agamawan. masyarakat bertanya-tanya lagi, ah masa agamawan jadi presiden. terutama, maaf-maaf, pak ma'aruf amin juga waktu itu tidak ada keadilan soal ahok. ini bukan berbicara ras atau agama, tetapi keadilan ia sebagai pemimpin umat. agama islam memang tidak bisa dipisahkan dari perpolitikan atau siyasah. para revolusioner mengakui itu, seperti Dr. ali syariati, muhammad abduh, syeikh jamaluddin dan beberapa tokoh revolusi.
saya setuju dengan pemikiran Ali syariati tentang ulama yang maju sebagai pemimpin negara. beliau sendiri tidak setuju dengan ulama yang memimpin negara. bukan melarang, tapi, ia menyarankan untuk mengurus umat. saat itu memang, iran banyak ulama fanatik dan menyebarkan fatwa-fatwa sesat dalam iran. banyak anak muda waktu itu juga yang bersembunyi dibelakang barat. dia sebut, pantasnya adalah rausyan fikr. rausyan fikr konsep yang cukup bagus. artinya, orang-orang berintelektual, bermoral, mampu memahami masyarakat dan mahir yang maju menjadi pemimpin.
semua memiliki perspektif dari pelbagi bidang. mari kita berpikir positif adalah pak jokowi memilih capres dari agamawan untuk menahan isu sara juga bisa. jadi, pak ma'aruf amin selalu maju ketika terjadi konflik madzhab (kepercayaan) atau dalam ruang lingkup itu. atau bisa jadi, pak jokowi melihat masyarakat butuh pemimpin yang sejuk dan tidak suka berkelahi.
apapun yang menjadi jurus pak jokowi merupakan kebijakan yang sudah dimusyawarakan. beliau sendiri prospek selama menjadi presiden sangat hebat. pak prabowo juga begitu. tapi jurus jokowi dengan gaya jawanya mematahkan semua jurus lainnya. dengan tidak memberikan langsung jawaban, tapi beliau mengamati sekitar. ini juga salah satu sebab pengelolaan masalah ada ditangan jokowi. kalau saja koalisi prabowo berpikir jernih, mereka juga bisa. tapi, semua tergantung ketua umum masing-masing.
kalau tidak melihat dari keinginan masyarakat dan negara, sudah pasti salah duanya bakal kalah pilpres tahun ini. masyarakat juga tidak melihat wakilnya, tetapi calon ketuanya. jokowi sudah baguslah. sejak ia disolo sampai DKI Jakarta bersih dari kasus korupsi atau apapun itu. tapi, pak jokowi harus lebih berhati-hati. setelah ini, pak ma'aruf amin dan beliau bakal dicemoh. banyak yang menyesali mengangkat pak ma'aruf. sah-sah saja masyarakat mengungkapkan isi hati mereka. namun dalam berdemokrasi sudah sepantasnya kita menghormati siapa saja yang menjadi presiden nanti atau dikemudian hari dengan mendukung dan bekerja sama dengan beliau.
secara sosiolog, calon-calon yang berbauh agama ketika ditonjolkan sebelum deklarasi cawapres sebenrnya, ini ada keahlian pak jokowi dengan menaruh beberapa nama dan melihat reaksi masyarakat. dari situ, saya pikir staf ahli, para koalisi dan pengamat jokowi membeberkan reaksi masyarakat. ini juga soal perhatian dengan fakta masyarakat. kematangan fakta yang menjadikan berani jokowi mengangkat ma'aruf amin. apapun yang terjadi nanti, sedikit kemungkinan pak jokowi bakal kalah melihat prospek kerjanya bukan isu sara atau agama.
Komentar
Posting Komentar