"Tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang lain. Tapi kalau berantem juga berani," ucap Jokowi disambut riuh relawan. sumber; https://news.detik.com/berita/4151537/arahan-jokowi-ke-relawan-berimbas-desakan-minta-maaf
saya mau mengajak teman-teman terbuka dalam menyikapi pernyataan bapak presiden jokowi yang sedang ramai-ramainya diperbincangkan dalam dunia online dan offline. manusia memang hidup dengan banyak informasi atau data yang bisa diolah, dikonsumsi atau sebagai bahan kajian demi suatu kesimpulan. memang saya sendiri bukan latar belakang komunikasi. tapi sedikit-banyak saya cukup menyenangi bidang ini.
pernyataan jokowi adalah manuver mengkelabuhi lawan untuk keluar dari tempat persembunyian. ini salah satu teori dalam perang. dalam peperangan atau diluar itu, kita sendiri tidak begitu mengenal lawan dan kawan. terkadang kawan sendiri bisa menjatuhkan. strategi beliau saya mengakuinya sangat matang. mungkin persepsi saya berbeza jauh dengan saudara-saudari akademisi atau non akademisi.
selain itu, sikap jokowi yang tidak begitu mengebu-ngebu atau terlihat "maruk" menunjukan ia memang orang yang sedang memahami kondisi sekitar menjelang pemilihan presiden baru. ada saja problem yang muncul kepermukaan. arahnya sudah bisa dibaca sejak pilpres 2014. tidak hanya pemilihan presiden tapi ada sangkut paut dengan pemilihan gubernur atau walikota.
kita berkaca pada dunia internasional. obama beserta wakilnya dan presiden terdaulu merupakan sikap "legowo". dalam arti mereka adalah teladan dalam figur politik. berbeda dengan prospek mereka dalam kebijakan. indonesia sendiri punya teladan-teladan yang menjadi figur perpolitikan indonesia. gus dur sendiri merupakan kepala negara yang berani siap meninggalkan tanggungjawab yang belum rampung demi suara rakyat waktu itu.
saya coba menggali dari substansi pernyataan jokowi dengan menunjukan analisis dari perspektif komunikasi william. c. sczhultz : inclusion, control dan affection. pertama, inclusion. dari sini, jokowi ingin memperlihatkan bagaimana ia memperlihatkan integritas dan kelayakannya sebagai presiden tanpa ada embel-embel "disuru" ibu megawati sebagai petugas partai. sebagai simbol negara tidak bisa di intervensi.
kedua, control. dalam hal ini pak jokowi ingin mengontrol semua relawannya dan "teman-teman" pilpres ini. sudah banyak contoh kongrit dari tahun ke ke tahun menjelang pemilihan selalu terjadi percokcekan antar relawan. jokowi ingin merapatkan barisan dengan rapi dan ingin mengatakan bahwa "saya adalah ketua kalian. jadi semua juga sangkut paut dengan saya dan harus berjalan amar." kira-kira begitu yang ingin disampaikan. boleh-boleh saja gaya jokowi menyampaikan seperti itu. terutama diwaktu yang dekat ini pernyataan itu muncul.
ketiga, affection.disini adalah kesempatan jokowi lebih dekat dengan relawan dan teman-temannya. karena, ketegangan terjadi dan bisa timbul pergesekan dalam relawan sendiri. daam setiap peperangan tidak semua prajurit selaras dalam bertingkah dan berpikir. sekaligus pak jokowi ingin menyamai rasa sekaligus menunjukan pengakuan kasih dan cintanyan kepada relawan. sebab mereka telah memperjuangkan jokowi sejak pilpres tahun lalu.
dengan banyak nya masalah yang deras, tentu penasehat jokowi paham apa yang harus dilakukannya. dari lisan banyak yang terkena jebakan musuh. tentu juga jokowi paham strategi apa yang harus ia keluarkan.. elaktabilitas beliau juga cukup bagus. tetapi yang saya sendiri khawatirkan adalah masyarakat belum menerima lanjutnya jokowi terpilih sebagai presiden RI. kalau toh jokowi terpillih lagi menjadi ketakutan lawan politik jokowi. beliau punya ciri khas yang tak ada dalam pemimpin indonesia lainnya. kawan lawan menyeganinya dengan tradisi jawanya yang kental. tidak keras tapi tegas.
saya mau mengajak teman-teman terbuka dalam menyikapi pernyataan bapak presiden jokowi yang sedang ramai-ramainya diperbincangkan dalam dunia online dan offline. manusia memang hidup dengan banyak informasi atau data yang bisa diolah, dikonsumsi atau sebagai bahan kajian demi suatu kesimpulan. memang saya sendiri bukan latar belakang komunikasi. tapi sedikit-banyak saya cukup menyenangi bidang ini.
pernyataan jokowi adalah manuver mengkelabuhi lawan untuk keluar dari tempat persembunyian. ini salah satu teori dalam perang. dalam peperangan atau diluar itu, kita sendiri tidak begitu mengenal lawan dan kawan. terkadang kawan sendiri bisa menjatuhkan. strategi beliau saya mengakuinya sangat matang. mungkin persepsi saya berbeza jauh dengan saudara-saudari akademisi atau non akademisi.
selain itu, sikap jokowi yang tidak begitu mengebu-ngebu atau terlihat "maruk" menunjukan ia memang orang yang sedang memahami kondisi sekitar menjelang pemilihan presiden baru. ada saja problem yang muncul kepermukaan. arahnya sudah bisa dibaca sejak pilpres 2014. tidak hanya pemilihan presiden tapi ada sangkut paut dengan pemilihan gubernur atau walikota.
kita berkaca pada dunia internasional. obama beserta wakilnya dan presiden terdaulu merupakan sikap "legowo". dalam arti mereka adalah teladan dalam figur politik. berbeda dengan prospek mereka dalam kebijakan. indonesia sendiri punya teladan-teladan yang menjadi figur perpolitikan indonesia. gus dur sendiri merupakan kepala negara yang berani siap meninggalkan tanggungjawab yang belum rampung demi suara rakyat waktu itu.
saya coba menggali dari substansi pernyataan jokowi dengan menunjukan analisis dari perspektif komunikasi william. c. sczhultz : inclusion, control dan affection. pertama, inclusion. dari sini, jokowi ingin memperlihatkan bagaimana ia memperlihatkan integritas dan kelayakannya sebagai presiden tanpa ada embel-embel "disuru" ibu megawati sebagai petugas partai. sebagai simbol negara tidak bisa di intervensi.
kedua, control. dalam hal ini pak jokowi ingin mengontrol semua relawannya dan "teman-teman" pilpres ini. sudah banyak contoh kongrit dari tahun ke ke tahun menjelang pemilihan selalu terjadi percokcekan antar relawan. jokowi ingin merapatkan barisan dengan rapi dan ingin mengatakan bahwa "saya adalah ketua kalian. jadi semua juga sangkut paut dengan saya dan harus berjalan amar." kira-kira begitu yang ingin disampaikan. boleh-boleh saja gaya jokowi menyampaikan seperti itu. terutama diwaktu yang dekat ini pernyataan itu muncul.
ketiga, affection.disini adalah kesempatan jokowi lebih dekat dengan relawan dan teman-temannya. karena, ketegangan terjadi dan bisa timbul pergesekan dalam relawan sendiri. daam setiap peperangan tidak semua prajurit selaras dalam bertingkah dan berpikir. sekaligus pak jokowi ingin menyamai rasa sekaligus menunjukan pengakuan kasih dan cintanyan kepada relawan. sebab mereka telah memperjuangkan jokowi sejak pilpres tahun lalu.
dengan banyak nya masalah yang deras, tentu penasehat jokowi paham apa yang harus dilakukannya. dari lisan banyak yang terkena jebakan musuh. tentu juga jokowi paham strategi apa yang harus ia keluarkan.. elaktabilitas beliau juga cukup bagus. tetapi yang saya sendiri khawatirkan adalah masyarakat belum menerima lanjutnya jokowi terpilih sebagai presiden RI. kalau toh jokowi terpillih lagi menjadi ketakutan lawan politik jokowi. beliau punya ciri khas yang tak ada dalam pemimpin indonesia lainnya. kawan lawan menyeganinya dengan tradisi jawanya yang kental. tidak keras tapi tegas.
Komentar
Posting Komentar