Langsung ke konten utama

Ulama dan makrifat

Ulama & makrifat

Kecintaan kepada Allah dan Nabi Muhammad membawa kita mencintai orang-orang sholeh.  Mereka (orang shaleh)  membawa kita kedalam kebaikan,  kebagusan Akhlak dan pengetahuan tentang Allah lebih dalam.

Pengertian ulama :
Pengertian ulama secara harfiyah adalah “orang-orang yang memiliki ilmu”. Dari pengertian secara harfiyah dapat disimpulkan bahwa ulama adalah:
  1. Orang Muslim yang menguasai ilmu agama Islam
  2. Muslim yang memahami syariat Islam secara menyeluruh (kaaffah) sebagaimana terangkum dalam Al-Quran dan ''as-Sunnah (sumber : wikipedia)  
Orang-orang sholeh "takut kepada" Allah.  Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan sebaik-baiknya Takqa dan tawakkal atas apa yang Allah berikan.  Ada berbagai Maqam dan setiap wali atau orang shaleh memilili Maqom yang berbeda-beda.  Seperti habib Abdullah bilfaqih, shahibul ratibul haddad (imam haddad), habib umar bin abdurrahman Alattas (ratibul Alattas), habib sholeh bin muhsin Alhamid (habib sholeh tanggul)  dan lain sebegiannya.

Pendahulu-pendahulu kita telah meninggalkan jejak-jejaknya untuk kita tiru.  Setelah keberlangsungan beliau-beliau dimasanya, lahirlah para wali-wali baru yang dilantik Allah.  Jadi memang,  wali itu selalu dilantik oleh wali yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad saw.

Zaman sekarang,  timbul pertanyaan,  siapa yang mengenal makrifat? Makrifat suatu pengetahuan tentang Allah.  Manusja memiliki tinggkat hubungan Sama Allah yang berbeda.  Para ulama adalah yang mengenal tuhannya.  Menjalankan syariat, sunnah-sunnah dst.  Mereka takut kepada Allah swt.  Kiai-kiai kita diindonesia banyak yang memahami tentang makrifat.

Diperjelas lagi,  ulama mereka yang mengetahui tentang ilmu mengenai Allah.  Namanya juga Alim-ulama. Disini mari kita kupas sedikit awal mulanya ijtihad dimulai. Ada beberapa periode.  Pertama periode Para sahabat senior dan junior.  Pada periode ini masih mememakai Alqur'an dan Hadis. Belum memakai ijtihad atau pendapat para ulama.

Pada periode kedua zaman khalifa keempat,  Abu bakar ra berani berijtihad mengenai suatu masalah setelah berkiblat kepada Alquran dan hadis atau perkataan nabi.  Jika tidak ada maka beliau tidak semberangan bertindak untuk memutuskan perkara.  Seperti keberhasilan beliau dalam problematika "membayar zakat" yang mendapat tantangan dari masyarakat pada waktu itu.  Lalu umar bin khatab juga begitu,  kalau didalam alquran dan hadis tidak menemukan jawaban,  maka belau mencari yang sudah ditentukan oleh Sayyidina Abu bakar ra.  Jika ada,  maka beliau merujuk dan sebaliknya,  kalau belum ada maka beliau akan berjjtihad pada ulama

Begitu dengan para sahabat nabi.  Setelah itu,  umar mengumpulkan para sahabat membahas tentang suatu perkara mengenai problematika islam.  Dikumpulkan,  duduk bersama-sama untuk memecahkan masalah.  Semua ini adalah ulama.  Mereka yang memahami ilmu pengetahun.

Dari sini lahir dua kelompok hadis,  bernama Ahlusunnah wal atsar dan Ahlusunna wal qaul.  Yang afsar letaknya di hizaz (mekkah-madinah)  dan qaul letaknya di (irak, baghadad). Ada 300 para sahabat yang tersebar dimana-mana setelah nabi Muhammad meninggal. Kesemua ini adalah ulama.  Tetapi,  dalam hal ini terjadi kefanatikan dalam menjelaskan suatu perkara.  Misalkan kata ahlusunna wal atsar : "perkataan para ahlu qaul di iraq seperti ahlukitab.  (artinya tidak didengarkan dan didengarkan)  tidak mengapa.

Tapi,  maksud inti dari perkataan itu,  ahlu atsar yang paling utama dalam pendapat.  Jadi kefanatikan itu sudah ada sejak dulu.  Tetapi,  tidak sampai berkelahi atau menjelek-jelekan satu sama lain.

Lahir ulama islam,  imam malik bin anas.  Beliau ini dari Ahlusunna wal qaul yang akhirnya hidup madzhab maliki.  Sedangkan hidup juga muridnya,  Imam syafi'i yang dikenal sebagai madzhab Ahlusunna wal jama'ah.  Pada masa Imam syafi'i muncul keemasan yang luar bisa.  Beliau ulama yang berakhlak mulia.  Menghormati gurunya. Misalkan,  suatu cerita,  Imam syafi'i disuru gurunya menjadi imam sholat shubuh.  Dikarenakan imam malik tidak memakai qunut saat sholat shubuh,  imam syafi'i sendiri mengitu apa yang ada.  Menghormati gurunya.  Akhlak yang menjadj teladan kita semua.

Pada periode setelah ini,  banyak ulama-ulama yang hebat : ibn Mas'ud,  imam nawawai dst.

Ulama mereka yang mengingatkan kita akan sesuatu hal,  ketika Kita yang sibuk dengan kepentingan duniawi kita.  Pandangan yang luas dan berakhlak mulia.

Dengan mencabut ulama hilangnya ilmu-ilmu itu.  Ini mengapa akal tidak mampu menembus hakikat.  Saya mengutip pendapat habib mundzir Almusawwa mengenai makrifat :

Makrifat : suatu pemahaman / pengetahuan tentang Allah swt.
semakin luas pemahaman seseorang tentang Allah swt maka diakatakan : semakin luas ilmu makrifatnya, ahli makrifat adalah orang yg luas pemahamannya tentang Allah swt, dan gelar utk orang yg sangat dekat dg Allah.
saudaraku, seorang ahli syariah (ahli hukum islam) yg tidak mempunyai ilmu makrifat (mengenal kedekatan dg Allah) maka ia mestilah orang fasiq, ia akan menggunakan ilmunya untuk bermaksiat, menjual ayat, berkhianat dg hukum syariat itu sendiri.
demikian pula tidak bisa memperdalam makrifat bila ia tidak mengamalkan syariah, ini adalah kejahilan pula.

Penulis sendiri tidak berani untuk mengupas banyak mengenai makrifat.  Syariat adalah yang utama sebelum sampai kepada makrifat. Syariat perlu diperbaiki,  menjauhi maksiat,  berakhlak baik,  dan kita semua bisa mengenal Allah lebih dalam.  Lho,  kita kan manusia beda sama Nabi? Tidak.  Mengikuti sunnah-sunnah nabi itu mudah.  Kecuali kalau ingin seperti Nabi yang hatinya dan kanbiannya diberikan oleh Allah.

Makanya dari itu,  buang kesombongan dalam diri merasa hebat,  pinter,  dan membabi buta mengenai suatu hal.  Orang shaleh atau ulama dahulu takut berbicara soal agama (menentukan suatu perkara sebelum mengetahui dari Nabi atau hasil mubahasah) .  Sekarang,  banyak mulai "ngeleneh" dalam mengharamkan dan menghalalkan.  Sekali lagi, Allah berfirman : Ulama adalah yang takut kepada Allah.

Dekatin ulama dan duduk dengan mereka.  Mereka akan memberikan kita syafaat. Hindari untuk memikirkan : ah itu ulama biasa.

Semoga bermanfaat.  Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya Amerika : tradisi dan adat istiadat amerika

#Kolom news  Budaya Amerika mencakup kebiasaan dan tradisi Amerika Serikat. "Budaya meliputi agama, makanan, apa yang kita pakai, bagaimana kita memakainya, bahasa kita, pernikahan, musik, apa yang kita yakini benar atau salah, bagaimana kita duduk di meja, bagaimana kita menyapa pengunjung, bagaimana kita berperilaku dengan orang yang kita cintai, Dan sejuta hal lainnya, "kata Cristina De Rossi, seorang antropolog di Barnet dan Southgate College di London. Amerika Serikat adalah negara terbesar ketiga yang berpenduduk lebih dari 325 juta, menurut  Biro Sensus Amerika Serikat  . Seorang anak lahir setiap 8 detik, dan seseorang meninggal setiap 12 detik. Selain penduduk asli Amerika yang sudah tinggal di benua itu, penduduk Amerika Serikat dibangun dengan imigrasi dari negara lain. Meskipun baru-baru ini bergerak  untuk menutup perbatasan AS dengan imigran baru dan pengungsi  , seorang imigran baru pindah ke Amerika Serikat setiap 33 detik, menurut Biro Sensus. K

Buku favorit baru saya sepanjang masa

buku favorit baru saya sepanjang masa oleh : bill gates bill gates, pendiri microsoft Selama bertahun-tahun, saya telah mengatakan bahwa The Better Angels of Our Nature karya Steven Pinker adalah buku terbaik yang saya baca dalam satu dekade. Jika saya bisa merekomendasikan hanya satu buku bagi siapa saja untuk diambil, itu saja. Pinker menggunakan riset yang sangat teliti untuk menyatakan bahwa kita hidup dalam waktu paling damai dalam sejarah manusia. Saya belum pernah melihat penjelasan kemajuan yang begitu jelas. Saya akan berhenti berbicara tentang Malaikat yang Lebih Baik, karena Pinker berhasil menguasai dirinya sendiri. Buku barunya, Enlightenment Now, bahkan lebih baik. Bill Gates & Steven Pinker Discuss Enlightenment Now Pencerahan Sekarang mengambil pendekatan yang dia gunakan dalam Malaikat yang Lebih Baik untuk melacak kekerasan sepanjang sejarah dan menerapkannya pada 15 ukuran kemajuan yang berbeda (seperti kualitas hidup, pengetahua

ESENSI , DEFINISI DAN POKOK PEMBAHASAN ILMU MANTIQ

Esensi ilmu mantiq  secara subtansial mausia adalah makhluk yang berpikir. unsur berpikir begitu menyatu dengan fitrah manusia, sehingga sangat jarang hal ini lepas dari diri manusia. naluri untuk mengetahui sejarah awal dan berjalannya keberadaan juga kebahagiaan serta cara untuk bisa meraih hal itu, yang berdasarkan sejarah, merupakan kondisi-kondisi jiwa lahir bersamaan dengan munculnya manusia akan tetapi hakikat yang menjadi kelebihan yang ada pada diri mausia yang kita sebut dengan "berpikir" itu apa ? para ilmuan mantiq mengatakan " berpikir adalah usaha otak untuk mengetahui sesuatu yang tidak diketahui (majhul)." dalan proses berpikir, manusia selalu berdasarkan kepada penggunaan pengetahuan-pengetahuan dan konsep-konsep terdahulu yang ada di otak, dalam rangka mengurangi kuantitas ke-majhul-an dan menambah kuantitas pengetahuannya. dalam proses menyelesaikan masalah-masalah yang majhul ini, manusia terkadang bisa berhasil menyelesaikan maslaah tersebu