Mengatur penjualan dan menambahkan nilai pada barang
pada era globalisasi persaingan semakin ketat dalam dunia perbisnisan. mengapa? sebab, para pelaku produksi dan pemasaran mempunyai beberapa cara untuk menjadikan transaksi didunia pasar (bisnis) menjadi lancar.
charles dickers tentang revolusi perancis dalam A tale of two cities yang ditulis 100 tahun yang lalu sebagai berikut : " saat itu adalah zaman yang terbaik sekaligus yang terburuk". zaman sekarang, kita hidup penuh dengan berkah : perbaikan obat-obatan modern, harapan yang dijanjikan komputer dan berkahirnya perang dingin. tapi, ada masalah yang pelik : kemiskinan semakin marak, konflik antar agama semakin jadi, kemunduran kualitas lingkungan dst.
pola produktifitas yang dijadikan patokan para pembuat barang semakin luar biasa. ada satu hal yang tidak pernah kita lupakan, " pelanggan lebih utama dari pada uang." dalam buku Dr. schwartz beliau bercerita sedikit : memang berbeda antara produsen pembuat film yang mengutamakan "menyenangkan" pelanggan dengan "sekedar" mencari uang. yang pertama ( menyenangkan pelanggan) ia membuat film menjadi unik dan menarik rasa. mengeluarkan uang demi aktor dan perlangkapan berkaitan dengan film. uang adalah pikiran kedua setelah "menyenangkan" pelanggan.
kedua, ia menghemat uang. para aktor seperti tidak diberi vitamin stamina dalam bekerja. uang adalah yang dipikirkan bukan "menyenangkan" para penonton. dan, para penonton bukanlah orang bodoh : mereka tahu mana yang baik dan buru". beginilah salah satu contoh yang dipaparkan beliau.
barang yang kita kemas dengan baik, terlihat rapi dan anda bisa mencantumkan nilai yang cukup tinggi, tidak mengapa. sebab, anda mencoba untuk menaruh sebuah nilai pada barang. atau sebaliknya : sebuah meja makan diatas nya ada pot bunga. pot bunga yang tidak ada isi dan kurang begitu menarik. orang akan berpikir ragu untuk membeli atau menanyakan. sebab, tidak ada nilai yang anda berikan.
begitu juga dengan sebuah tanah. misalkan anda memiliki beberapa hekter tanah di pedesaan. mungkin, jiwa intrepeneur akan berpikir ; "bagaimana caranya agar tanah ini terjual" bukan sebaliknya. "siapa yang ingin membeli". dalam hal ini, strategi jitu dalam pemasaran tanah dikedepankan. kita membutuhkan analisis khusus mengenai "pemasaran".
ada tiga tahap dalam perkembangan menurut philp kotler : "globalisasi, kemajuan teknologi, dan derelagulasi." dengan ketiga ini, sebagai seorang marketinga atau pebisnis, sudah bukan keharusan anda menguasai beberapa hal tersebut, tapi "wajib" untuk mempelajari nya sebagai kekuatan dalam memasarkan sesuatu.
dilain waktu, sir philp membeberkan beberapa tahap untuk kita gunakan dalam pemasaran :
1. pemasaran enterpreneurial : dimulai oleh individu. seperti jim koch, pendiri boston beer company, dengan birnya yang bermerek samuel adam relah menjadi bir "hasil kerajinan tangan" yang paling laris-didirikan pada tahun 1984-menjual botol bir dari bar ke bar guna membujuk bertender untuk menjualnya. dia turun sendiri. ia menghasilan juga $210 juta menjadikan dipasar ia berhasil.
2. pemasaran yang terumuskan : ketika perusahaan-perusahaan kecil mencapai kesuksesan, mereka, tidak bisa tidak, harus beralih ke arah pemasaran yang lebih terumus. boston beer company baru-baru ini terpaksa mengeluarkan lebih dari $15 juta untuk iklan televisi di pasar yang terseleksi. perusahaan ini memperkerjakan 175 tenaga penjual dan memiliki sebuah departemen pemasaran yang biasa melakukan riset pemasaran. walaupun begitu, boston beer tidak begitu canggih dibandingkan musuh utamanya, anheuser-busch, dia telah mengadopsibeberapa alat biasa digunakan oleh perusahaan pemasaran yang dijadikan profesional
3. pemasaran intrepreneurial : banyak perusahaan besar yang terjebak dalam pemasaran yang terumuskan, membaca dengan rajin angka-angka nielsen terakhir, mengamati laporan riset pasar, berupaya mengamati perkembangan pola hubungan perdealeran dan pesan-pesan iklan pesaing. perusahaan-perusahaan itu tidak lagi banyak memiliki kreativitas dan kegirahan speertinya lazim dimiliki olehpara pemasar gerilya taham pertama atau tahap entrepreneurial. para manajer merek dan produk merekaperlu keluar dair kantor dan mulai hidup dengan pelanggan mereka serta memvisualisasikan cara-cara baru untuk menambahkan nilai ke kehidupan pelanggan mereka.
dari ketiga tahap yang dijelaskan beliau, bagi saya sendiri, "pelanggan" adalah yang utama dalam pemasaran. layani mereka dengan sesuatu yang tidak biasa. beri mereka kenyamanan dalam "pelayanan". tata rapi benda atau barang yang dipasarkan. misalkan ditoko. mungkin toko anda banyak anak kecil yang mengunjungi bersama ibu-bapaknya. kalau para pemikir besar. akan bertanya " bagaimana jika kita menambahkan permainan buat anak kecil?". ide bagus bukan? lalu mereka mulai menata dengan rapih dan terlihat anak-anak. walhasil, mereka akan tertarik dan laku.
keputusan yang diambil seseorang manager perlu dipertimbangkan dengan yakin. lawan keraguan dalam bisnis. john gardner bertahun-tahun yang lalu pernah berkata, " di balik setiap masalah ada peluang brilian yang tersamae." jadi, tunggu apalagi untuk bertindak?
ingat, konsep ini : pelanggan-nilai barang-sistem mengelola pemasaran yang baik juga menentukan jalannya penjualan. dunia globalisasi mempengaruhi diri kita dan dunia pebisnisan. jangan takut untuk menghadapi semuanya. semoga manfaat.
pada era globalisasi persaingan semakin ketat dalam dunia perbisnisan. mengapa? sebab, para pelaku produksi dan pemasaran mempunyai beberapa cara untuk menjadikan transaksi didunia pasar (bisnis) menjadi lancar.
charles dickers tentang revolusi perancis dalam A tale of two cities yang ditulis 100 tahun yang lalu sebagai berikut : " saat itu adalah zaman yang terbaik sekaligus yang terburuk". zaman sekarang, kita hidup penuh dengan berkah : perbaikan obat-obatan modern, harapan yang dijanjikan komputer dan berkahirnya perang dingin. tapi, ada masalah yang pelik : kemiskinan semakin marak, konflik antar agama semakin jadi, kemunduran kualitas lingkungan dst.
pola produktifitas yang dijadikan patokan para pembuat barang semakin luar biasa. ada satu hal yang tidak pernah kita lupakan, " pelanggan lebih utama dari pada uang." dalam buku Dr. schwartz beliau bercerita sedikit : memang berbeda antara produsen pembuat film yang mengutamakan "menyenangkan" pelanggan dengan "sekedar" mencari uang. yang pertama ( menyenangkan pelanggan) ia membuat film menjadi unik dan menarik rasa. mengeluarkan uang demi aktor dan perlangkapan berkaitan dengan film. uang adalah pikiran kedua setelah "menyenangkan" pelanggan.
kedua, ia menghemat uang. para aktor seperti tidak diberi vitamin stamina dalam bekerja. uang adalah yang dipikirkan bukan "menyenangkan" para penonton. dan, para penonton bukanlah orang bodoh : mereka tahu mana yang baik dan buru". beginilah salah satu contoh yang dipaparkan beliau.
barang yang kita kemas dengan baik, terlihat rapi dan anda bisa mencantumkan nilai yang cukup tinggi, tidak mengapa. sebab, anda mencoba untuk menaruh sebuah nilai pada barang. atau sebaliknya : sebuah meja makan diatas nya ada pot bunga. pot bunga yang tidak ada isi dan kurang begitu menarik. orang akan berpikir ragu untuk membeli atau menanyakan. sebab, tidak ada nilai yang anda berikan.
begitu juga dengan sebuah tanah. misalkan anda memiliki beberapa hekter tanah di pedesaan. mungkin, jiwa intrepeneur akan berpikir ; "bagaimana caranya agar tanah ini terjual" bukan sebaliknya. "siapa yang ingin membeli". dalam hal ini, strategi jitu dalam pemasaran tanah dikedepankan. kita membutuhkan analisis khusus mengenai "pemasaran".
ada tiga tahap dalam perkembangan menurut philp kotler : "globalisasi, kemajuan teknologi, dan derelagulasi." dengan ketiga ini, sebagai seorang marketinga atau pebisnis, sudah bukan keharusan anda menguasai beberapa hal tersebut, tapi "wajib" untuk mempelajari nya sebagai kekuatan dalam memasarkan sesuatu.
dilain waktu, sir philp membeberkan beberapa tahap untuk kita gunakan dalam pemasaran :
1. pemasaran enterpreneurial : dimulai oleh individu. seperti jim koch, pendiri boston beer company, dengan birnya yang bermerek samuel adam relah menjadi bir "hasil kerajinan tangan" yang paling laris-didirikan pada tahun 1984-menjual botol bir dari bar ke bar guna membujuk bertender untuk menjualnya. dia turun sendiri. ia menghasilan juga $210 juta menjadikan dipasar ia berhasil.
2. pemasaran yang terumuskan : ketika perusahaan-perusahaan kecil mencapai kesuksesan, mereka, tidak bisa tidak, harus beralih ke arah pemasaran yang lebih terumus. boston beer company baru-baru ini terpaksa mengeluarkan lebih dari $15 juta untuk iklan televisi di pasar yang terseleksi. perusahaan ini memperkerjakan 175 tenaga penjual dan memiliki sebuah departemen pemasaran yang biasa melakukan riset pemasaran. walaupun begitu, boston beer tidak begitu canggih dibandingkan musuh utamanya, anheuser-busch, dia telah mengadopsibeberapa alat biasa digunakan oleh perusahaan pemasaran yang dijadikan profesional
3. pemasaran intrepreneurial : banyak perusahaan besar yang terjebak dalam pemasaran yang terumuskan, membaca dengan rajin angka-angka nielsen terakhir, mengamati laporan riset pasar, berupaya mengamati perkembangan pola hubungan perdealeran dan pesan-pesan iklan pesaing. perusahaan-perusahaan itu tidak lagi banyak memiliki kreativitas dan kegirahan speertinya lazim dimiliki olehpara pemasar gerilya taham pertama atau tahap entrepreneurial. para manajer merek dan produk merekaperlu keluar dair kantor dan mulai hidup dengan pelanggan mereka serta memvisualisasikan cara-cara baru untuk menambahkan nilai ke kehidupan pelanggan mereka.
dari ketiga tahap yang dijelaskan beliau, bagi saya sendiri, "pelanggan" adalah yang utama dalam pemasaran. layani mereka dengan sesuatu yang tidak biasa. beri mereka kenyamanan dalam "pelayanan". tata rapi benda atau barang yang dipasarkan. misalkan ditoko. mungkin toko anda banyak anak kecil yang mengunjungi bersama ibu-bapaknya. kalau para pemikir besar. akan bertanya " bagaimana jika kita menambahkan permainan buat anak kecil?". ide bagus bukan? lalu mereka mulai menata dengan rapih dan terlihat anak-anak. walhasil, mereka akan tertarik dan laku.
keputusan yang diambil seseorang manager perlu dipertimbangkan dengan yakin. lawan keraguan dalam bisnis. john gardner bertahun-tahun yang lalu pernah berkata, " di balik setiap masalah ada peluang brilian yang tersamae." jadi, tunggu apalagi untuk bertindak?
ingat, konsep ini : pelanggan-nilai barang-sistem mengelola pemasaran yang baik juga menentukan jalannya penjualan. dunia globalisasi mempengaruhi diri kita dan dunia pebisnisan. jangan takut untuk menghadapi semuanya. semoga manfaat.
Komentar
Posting Komentar