Mahasiswa yang bangkit membela KPK
Minggu-minggu ini aksi dari KPK yang menangkap beberapa pejabat yang berpangkat dan status nyaman di pemerintahan, membuat para koruptor-koruptor yang lain merasa kepanasan. Mereka semua takut operasi tangkap tangan juga.
Disini, sebagai mahasiswa Politeknik negeri malang, secara pribadi, cukup sedih dengan kondisi dunia pendidikan dan juga pemerintahan indonesia. Budaya korupsi yang sudah tertanam dalam urat nadi para pejabat, membuat mereka tidak malu akan hak orang lain yang diambil untuk isi perut dan membiayai keluarganya.
Mahasiswa memiliki fungsi utama sebagai pengawas terhadap pemerintahan. Mereka semua harus bergerak ketika negara telah diambil alih oleh para koruptor dan para perusak negeri dengan keindahan alam yang besar. Jangan hanya bangga dengan almamatermu, tap, tunjukan nasionalitasmu untuk negerimu.
Melihat fahri hamzah dan kawan-kawan yang di gedung terhormat DPR atau DPRD yang mati-matian ingin sekali mempunyai hak angket KPK, secara tidak langsung, semua masyarakat mengerti mereka sedang melakukan sesuatu.
Zaman orde lama, soeharto, fungsi mahasiswa begitu luar biasa. Turun kejalan, berdialog dengan para pemimpin, rela berkelahi dengan para pengaman negera dan seterusnya. Soeharto yang memiliki sikap otoriter, yang memakai tentara ditiap hal, tidak melemahkan semangat muda pada mahasiswa.
Tidak heran, Sekarang, mahasiswa-mahasiswa lain berpangku tangan melihat apa yang terjadi ini sebagai " masalah sosial" yang bisa diselesaikan begitu mudah oleh para guru besar atau akademisi universitas.
Korupsi itu yang pertama, memakan uang rakyat. Disebut sebagai (human crime), dan kedua sekaligus sebagai (human deadly), mematikan manusia. Korupsi sendiri, membunuh hati para rakyat indonesia yang hak nya diambil dan dinikmati. Tak pernah terpikirkan, sumpah yang dibuat untuk pejabat sebelum naik sebagai petugas pemerintahan, itu tidak ada efek sama sekali.
Dikorea para pejabat yang bersangkutan terkena kasus korupsi, dengan rasa malu, mereka mengundurkan diri. Mereka malu akan masyarakat yang telah memilih mereka dengan baik. Uang triliunan atau anggaran pemerintahan dipakai study banding, yang terpenting dari itu, mereka sadar akan uang rakyat bukan uang percuma-cuma begitu saja.
Dibarat, dunia akademisi menjadi bahan pertimbangan ketika pemerintahan sudah tidak bisa mencari jalan terbaik. Dan sering mengajak para akademisi dari universitas untuk ikut andil. Sekarang, coba kita lihat sendiri indonesia negeri kita, jangan heran, dosen sendiri-maaf- juga tidak menunjukan sikap yang baik.
Aksi mahasiswa UI dan ITB yang ditulis ketua BEM UI, secara pribadi, kita telah mendzalimi intelektualitas kita sebagai penerus bangsa. Semangat muda "sebagian" dari kita hampir lumpuh. Bukan seberapa pinter anda berorasi, tetapi, sebarap pinter anda menjaga sikap dan merawat intelegensi dengan baik.
Hak angket yang ingin diperoleh DPR untuk bisa memeriksa KPK, sudah terang-terangan ingin melumpuhkan instansi independent tersebut. Prof sahetapy, guru besar UNAIR, sekaligus akademisi yang dari dulu memberikan solusi, mengatakan, KPK tidak bisa diatur-atur sesuai dengan keinginan anggot legislatif, eksekutif, dan lain-lain.
Fungsi utamanya, juga "mengambil" uang dari tangan koruptor. Sayangnya, budaya korupsi juga diikuti istri-istri mereka. Disayangkan, hukum diindonesia, menjadi hal yang gampang untuk dibeli.
Secara global, korupsi tidak akan pernah selesai untuk diselesaikan. Mahasiswa juga sebagai penjaga "moralitas" bangsa harus tetap ikut andil dalam pemerintahan. Orang-orang pinter seperti kalian (mahasiswa seluruh indonesia) sangat dibutuhkan. Bangkit melawan para kapitalis, para otoriter, rakus hak rakyat, bangkit juga melawan ketidakadilan dan lain hal.
Sudah bukan saatnya, kita duduk manis dibangku kuliah, dan tidak melakukan apa-apa. Jika perlawananmu tidak langsung, tulislah. Sebagai kritik atas pemerintan dan pejabat atau isu sosial. Tapi, jangan lupa kesopanan dalam mengkritik.
Sudah sejak lama KPK ingin dihancurkan, kita semua salut akan kerja sama para petugas KPk yang sudah siap dideskriminasikan, diancam, dan dilukai. Noval baswedan yang menengani kasus besar saja dilukai hingga matanya bengkak. Antasari azhar yang korban dizaman presiden susilo bambang yudhoyono.
Bagaimana jika KPK tidak berfungsi? Kita semua bisa melihat kondisi yang sedang terjadi. Adanya KPK, mereka tidak takut suatu saat mereka sedang santai-santainya dikantor, lalu mereka terkena OTT, lalu ditangkap. Tidak begitu teman-teman. Sejak dulu kita juga dididik oleh ibu kita. Nak, jangan ambil hak oranglain, itu bukan hakmu. Tapi, itu nihil. Masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan.
Para mahasiswa seluruh indonesia bangkit melawan ketidakadilan. Pikiran idealismemu jangan sampai dibeli oleh pundi-pundi uang. Kita beli hak rakyat dan kita beli yanng sepatutnya untuk kepeintangan negera bukan politik identitas atau lainnya.
Moralitas mahasiswa patut dijaga. Mahasiswa-mahasiswa indonesia, jangan takut akan ancaman, takutlah akan kerusakan negerimu. Pesan alm. Presiden soekarno, ingat-ingat dengan baik, perjuangan saya sangat mudah, tetapi perjuanganmu melawan bangsamu sendiri.
Semoga kita sebagai mahasiswa bisa memahami dengan baik dan tetap menjadi pelindung bangsa kita dengan intelektualitas kita. Pesan Dr. Ali syariati, jangan menjadi manusi berintelektualitas-maaf-pelacur. Bisa dibeli dan dipermainkan oleh orang lain begitu saja.
Abdillah Husain
Mahasiswa Politeknik negeri malang dan peneliti
Komentar
Posting Komentar