Membiasakan positif, kebahagiaan datang bukan pembenci
Provokatif, memberikan nutrisi yang kurang sehat diakal akan membentuk cara pikir yang buruk. Sama halnya seperti Anda mencoba membalik-balikkan fakta. Misalnya, sejarah banyak diberi kebohongan, namun tetap "keotentikan" nya tetap sama. Saat orang-orang jahat berdiri, Anda yang mencintai "kebenaran" harus berdiri menantang. Takut kepada kekhawatiran hanya membuat anda mendapatkan Problem yang lebih besar.
Pak jonru yang terhormat, telah banyak dikritik oleh netizen atau masyarakat dan seterusnya. Namun, memang komitmennya selalu itu saja. Dari sini akan kita lihat, sampai dimana ia akan berhenti menjadi pembenci "Pak jokowi, menyebarkan berita hoax, membenci Syiah, dan seenaknya menulis tanpa memikirkan masalah yang akan terjadi."
Assalamualaikum wr wb, pak jonru
Begini pak, Anda orang baik. Semoga keluarga anda dimuliakan oleh Allah sehat dan dalam lindungan. Pak, anda tahu, dunia ini penuh dengan tipuan. Maka janganlah "sering" menipu kaum awam. Kasihan, mereka ada yang belajar, dan caa tempuh belajar lalu memahami cukup baik. Namun, bagaimana yang kurang baik ? Anda seseorang penulis, kalau berani, tulis dikoran yang lebih "elegan,". Agar apa ? Oke, agar kita bisa membantahnya dengan baik. Tapi, itu sudah tidak ada gunanya lagi.
Yang jadi pertanyaan kita semua, "apakah Anda siap dialog.?" tahukah saudara, banyak orang-orang yang gemar mengkafirkan "syiah dan selain syiah." apakah anda ingin mangaburkan pemikiran orang besar seperti buya hamka, perintis panji masyarakat, yang berkata tentang perbedaan syiah dan sunnah : dalam beberapa ranting yang mengenai kepercayaan, terdapat perbedaan sedikit-sedikit?
Pak jonru,
Anda tahu hate (kebencian)? Ia merupakan alat pemersatu. Orang mudah dikerahkan untuk menghancurkan siapa saja. Namun, ada "cinta" yang selalu menjadi pemenang. Tentu anda tahu bahwa, menyebarkan kebencian berarti jelas bertentangan dengan demokrasi, pancasila UUD 1945. Memahami syiah dengan membaca buku-buku mereka memang memerlukan keberanian. Sayang, anda dan teman-teman tidak memilikinya.
Pak jonru,
Wa dzakkirfa inna dzikrd tanfaul mukminin, 'dan berilah peringatan, sungguh peringatan itu memberi manfaat kepada orang-orang yang beriman. Sejak lama, orang-orang yang mencintai dan sayang kepada Anda melalui tulisan banyak memberikan nasehat, dan sedikit pencarahan, namun (sebagian) Anda menolak dan membantah.
Pak jonru,
Anda orang yang islamis, tapi Alquran telah memberikan petunjuk kepada Manusia : hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu seorang fasik membawa berita, carilah keterangan tentang "kebenarannya", supaya kamu tidak rugikan orang, karena tidak tahu. Hingga menyebabkan kamu penuh penyesalan atas perbuatanmu,,,(Alqur'an, Al-hujurat (49), ayat 6)
Lalu, kenapa anda harus "gemar" menyebarkan berita kebohongan. Tentang ini dan itu...Alhamdulillah, banyak kaum Awam yang mulai sadar. Islam telah mengajarkan kita luas dan berani menerima "perbedaan".
Pak jonru,
Malulah Anda kepada yang diatas dan lapisan masharakat, jangan anda menzdalimi akal anda. Bersifatlah "objektif," dalam mengkritisi sesuatu. Sudah kewajiban kaum Muslim untuk membela islam, tapi pembelaan yang mana ? Alhamdulillah kita ditetapkan atas din (agama) yang lurus dan tidak ada keraguan. Namun, apakah dengan membela islam, kita harus membunuh saudara-saudara semanusia kita yang memiliki perbedaan Agama atau kepercayaan?
Islam berperang pun bersifat defen, bertahan. Sebaik-baik berjihad diawali dari dalam diri (nafs). Setelah itu, kita akan merasakan bagaimana jati diri sebenarnya. Bagaimana mungkin kita mengingkari perkataan Nabi Muhammad SAW yang berkata setelah pulang perang : ".....setelah dari sini (perang) kita akan berperang yang lebih berat, yaitu melawan hawa Nafsu." sungguh luar biasa, dan kita sering kalah disini, pada Akhirnya melahirkan sifat jelek.
Pak jonru,
Membela negara itu hukumnya wajib. Pak jokowi memang benar-benar islam, tapi apakah ia harus membela islam sepenuhnya? Padahal tugasnya untuk semua elemen lapisan masyarakat disuatu negara. Jika hanya islam saja yang dibela, lalu apakah kita tak menyinggung mereka yang selain islam ? Pastinya mereka merasakan diskriminasi, atau tertekan.
Kita tak hanya melihat untuk hari ini, tapi untuk kedepan. Masa anda ingin menderikan HTI dan menggantikan pancasila? Anda tak akan tinggal dengan damai.
Semoga tidak ada yang mencintai "kebencian," wassalam.
CEO charter for compassion, research young MPIC indonesia,
Provokatif, memberikan nutrisi yang kurang sehat diakal akan membentuk cara pikir yang buruk. Sama halnya seperti Anda mencoba membalik-balikkan fakta. Misalnya, sejarah banyak diberi kebohongan, namun tetap "keotentikan" nya tetap sama. Saat orang-orang jahat berdiri, Anda yang mencintai "kebenaran" harus berdiri menantang. Takut kepada kekhawatiran hanya membuat anda mendapatkan Problem yang lebih besar.
Pak jonru yang terhormat, telah banyak dikritik oleh netizen atau masyarakat dan seterusnya. Namun, memang komitmennya selalu itu saja. Dari sini akan kita lihat, sampai dimana ia akan berhenti menjadi pembenci "Pak jokowi, menyebarkan berita hoax, membenci Syiah, dan seenaknya menulis tanpa memikirkan masalah yang akan terjadi."
Assalamualaikum wr wb, pak jonru
Begini pak, Anda orang baik. Semoga keluarga anda dimuliakan oleh Allah sehat dan dalam lindungan. Pak, anda tahu, dunia ini penuh dengan tipuan. Maka janganlah "sering" menipu kaum awam. Kasihan, mereka ada yang belajar, dan caa tempuh belajar lalu memahami cukup baik. Namun, bagaimana yang kurang baik ? Anda seseorang penulis, kalau berani, tulis dikoran yang lebih "elegan,". Agar apa ? Oke, agar kita bisa membantahnya dengan baik. Tapi, itu sudah tidak ada gunanya lagi.
Yang jadi pertanyaan kita semua, "apakah Anda siap dialog.?" tahukah saudara, banyak orang-orang yang gemar mengkafirkan "syiah dan selain syiah." apakah anda ingin mangaburkan pemikiran orang besar seperti buya hamka, perintis panji masyarakat, yang berkata tentang perbedaan syiah dan sunnah : dalam beberapa ranting yang mengenai kepercayaan, terdapat perbedaan sedikit-sedikit?
Pak jonru,
Anda tahu hate (kebencian)? Ia merupakan alat pemersatu. Orang mudah dikerahkan untuk menghancurkan siapa saja. Namun, ada "cinta" yang selalu menjadi pemenang. Tentu anda tahu bahwa, menyebarkan kebencian berarti jelas bertentangan dengan demokrasi, pancasila UUD 1945. Memahami syiah dengan membaca buku-buku mereka memang memerlukan keberanian. Sayang, anda dan teman-teman tidak memilikinya.
Pak jonru,
Wa dzakkirfa inna dzikrd tanfaul mukminin, 'dan berilah peringatan, sungguh peringatan itu memberi manfaat kepada orang-orang yang beriman. Sejak lama, orang-orang yang mencintai dan sayang kepada Anda melalui tulisan banyak memberikan nasehat, dan sedikit pencarahan, namun (sebagian) Anda menolak dan membantah.
Pak jonru,
Anda orang yang islamis, tapi Alquran telah memberikan petunjuk kepada Manusia : hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu seorang fasik membawa berita, carilah keterangan tentang "kebenarannya", supaya kamu tidak rugikan orang, karena tidak tahu. Hingga menyebabkan kamu penuh penyesalan atas perbuatanmu,,,(Alqur'an, Al-hujurat (49), ayat 6)
Lalu, kenapa anda harus "gemar" menyebarkan berita kebohongan. Tentang ini dan itu...Alhamdulillah, banyak kaum Awam yang mulai sadar. Islam telah mengajarkan kita luas dan berani menerima "perbedaan".
Pak jonru,
Malulah Anda kepada yang diatas dan lapisan masharakat, jangan anda menzdalimi akal anda. Bersifatlah "objektif," dalam mengkritisi sesuatu. Sudah kewajiban kaum Muslim untuk membela islam, tapi pembelaan yang mana ? Alhamdulillah kita ditetapkan atas din (agama) yang lurus dan tidak ada keraguan. Namun, apakah dengan membela islam, kita harus membunuh saudara-saudara semanusia kita yang memiliki perbedaan Agama atau kepercayaan?
Islam berperang pun bersifat defen, bertahan. Sebaik-baik berjihad diawali dari dalam diri (nafs). Setelah itu, kita akan merasakan bagaimana jati diri sebenarnya. Bagaimana mungkin kita mengingkari perkataan Nabi Muhammad SAW yang berkata setelah pulang perang : ".....setelah dari sini (perang) kita akan berperang yang lebih berat, yaitu melawan hawa Nafsu." sungguh luar biasa, dan kita sering kalah disini, pada Akhirnya melahirkan sifat jelek.
Pak jonru,
Membela negara itu hukumnya wajib. Pak jokowi memang benar-benar islam, tapi apakah ia harus membela islam sepenuhnya? Padahal tugasnya untuk semua elemen lapisan masyarakat disuatu negara. Jika hanya islam saja yang dibela, lalu apakah kita tak menyinggung mereka yang selain islam ? Pastinya mereka merasakan diskriminasi, atau tertekan.
Kita tak hanya melihat untuk hari ini, tapi untuk kedepan. Masa anda ingin menderikan HTI dan menggantikan pancasila? Anda tak akan tinggal dengan damai.
Semoga tidak ada yang mencintai "kebencian," wassalam.
CEO charter for compassion, research young MPIC indonesia,
Komentar
Posting Komentar