Oleh : Abdillah husain
manisnya kematian, bentuk suatu kecintaan allah swt kepada hamba-hambanya, bahwasan-nya ia sudah kangen/merindukan ciptaannya untuk kembali bersama-nya. kematian suatu loncatan dari rumah yang bersifat temporer tak ada yang abadi didunia yang akan sirna dan fana. setiap insan akan meninggal.
Sebagimana yang telah dikatakan alquran. “tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. barang siapa dijauhan dari neraka dan dimasukkan ke surga, maka sungguh ia telah beruntung, kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan (Qs ali imran (3);185
Allah swt memerintahkan kepada hamba-hambanya untuk selalu mengingat kematian, berhenti agar berfoya-foya. kematian membantu seorang untuk mencapai maqam kezuhudan, yaitu menjauhkan diri dari sikap mementingkan dunia dan berusaha mementingkan akhirat dengan mematuhi segala perintah allah swt. kadang secara tiba-tiba allah tak melihat siapun itu mereka. ia tak segan-segan mengambil nyawa manusia pada hari itu juga. peringatan terkadang datang dengan lembut, terkadang dengan kasar, kematian orang- orang yang tidak lembut dan sakit itu perlu diambil sebagai pelajaran/nasehat.
Karena itu nabi bersabda ”kematian dapat menjadi nasihat”
Ada sebuah kisah seseorang yang tidak mempersiapkan diri menghadapi maut dan disibukkan oleh dunia, dari wahab ibn munabbih ; seorang raja naik kendaraan untuk berkeliling. dia terkagum-kagum dan terheran-heran melihat kesenangan dunia, anak- anak muda, orang yang mau membantuinya, dan pakaian- pakaian yang indah, maka sang raja membeli barang-barang yang indah dan memenuhi kendaraanya. tiba-tiba datang seorang tua yang buruk dan lesuh memberi salam kepadanya, tetapi dia tidak menjawabnya. lalu, raja mengambil tali kekang kudanya seolah-olah dia mendapatkan masalah yang besar. lelaki itu tadi berkata:aku ada perlu denganmu ”,seraya merunduk-kan wajahnya. kemudian dia berkata ”aku adalah malaikat maut”. seketika berubahlah rona wajah raja itu dan dia berbicara dengan lidah bergetar tinggalkan aku. biarkan aku kembali kepada keluargaku untuk mengucapkan selamat tinggal kepada mereka’. malaikat maut menjawab ”demi allah, kamu tidak akan menemui keluargamu, dan kamu akan melihat kehancuran selamanya, maka malaikat pun mencabut nyawanya dan melemparnya seperti sepotong kayu”
Berbeda dengan orang yang telah mempersiapkan diri "suatu hari malaikat memberikan salam kepada seorang mukmin dan berkata aku adalah malaikat maut dan berkata "aku adalah keperluan denganmu dan menyampaikan kabar gembira". orang mukin itu menjawab "selamat datang. selamat bertemu lagi setelah sekian lama menghilang. demi allah, aku sangat senang bertemu dengan seseorang yang sudah lama aku tunggu. malaikat maut berkata lagi "aku akan memenuhi permintaanmu sebelum kucabut nyawamu" jawab lelaki itu "demi allah yang aku inginkan dan aku senangi ilalah bertemu dengan allah. malaikat mau berkata "pilihlah dalam kondisi apa kau akan mati?. laki-laki itu menjawab "biarkan aku sholat dan cabutlah nyawaku dalam keadaan sujud" maka ia pun sholat dan malaikat mencabut nyawanya pada saat ia sujud.
Memang kematian perlu kita cermati , berbeda dengan orang yang telah siap menjemput kematian dan sebaliknya, mempersiapkan diri. mati sejatinya adalah untuk merasakan kenikmatan surga atau neraka, perintah yang datang dari allah sudah terlihat bahwa hidup dijadikan sebagai jalan menuju kepadanya allah swt. kita diajarkan untuk menambah bekal menuju alam akhirat. allah swt tidak akan cepat cepat mengambil nyawa orang orang yang melakukan perintahnya, mempersiapkan diri, melakukan amal amal shaleh/kebaikan
Bahkan apa yang kita pahami sebagai suatu yang menyeramkan, neraka tempat bagi orang orang yang tidak punya bekal, neraka dibuat dengan wujud kasihnya. kenapa ada kematian? tidak lain tidak bukan,agar kita bahagia diakhirat atau dirumah abadi kita,dan mempersiapkan diri dengan bekal yang baik.sehingga kita menjadi dekat kepada allah swt ,sampai pada dimana kita kembali menyatu dengan-nya di rumah baru.
manisnya kematian, bentuk suatu kecintaan allah swt kepada hamba-hambanya, bahwasan-nya ia sudah kangen/merindukan ciptaannya untuk kembali bersama-nya. kematian suatu loncatan dari rumah yang bersifat temporer tak ada yang abadi didunia yang akan sirna dan fana. setiap insan akan meninggal.
Sebagimana yang telah dikatakan alquran. “tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. barang siapa dijauhan dari neraka dan dimasukkan ke surga, maka sungguh ia telah beruntung, kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan (Qs ali imran (3);185
Allah swt memerintahkan kepada hamba-hambanya untuk selalu mengingat kematian, berhenti agar berfoya-foya. kematian membantu seorang untuk mencapai maqam kezuhudan, yaitu menjauhkan diri dari sikap mementingkan dunia dan berusaha mementingkan akhirat dengan mematuhi segala perintah allah swt. kadang secara tiba-tiba allah tak melihat siapun itu mereka. ia tak segan-segan mengambil nyawa manusia pada hari itu juga. peringatan terkadang datang dengan lembut, terkadang dengan kasar, kematian orang- orang yang tidak lembut dan sakit itu perlu diambil sebagai pelajaran/nasehat.
Karena itu nabi bersabda ”kematian dapat menjadi nasihat”
Ada sebuah kisah seseorang yang tidak mempersiapkan diri menghadapi maut dan disibukkan oleh dunia, dari wahab ibn munabbih ; seorang raja naik kendaraan untuk berkeliling. dia terkagum-kagum dan terheran-heran melihat kesenangan dunia, anak- anak muda, orang yang mau membantuinya, dan pakaian- pakaian yang indah, maka sang raja membeli barang-barang yang indah dan memenuhi kendaraanya. tiba-tiba datang seorang tua yang buruk dan lesuh memberi salam kepadanya, tetapi dia tidak menjawabnya. lalu, raja mengambil tali kekang kudanya seolah-olah dia mendapatkan masalah yang besar. lelaki itu tadi berkata:aku ada perlu denganmu ”,seraya merunduk-kan wajahnya. kemudian dia berkata ”aku adalah malaikat maut”. seketika berubahlah rona wajah raja itu dan dia berbicara dengan lidah bergetar tinggalkan aku. biarkan aku kembali kepada keluargaku untuk mengucapkan selamat tinggal kepada mereka’. malaikat maut menjawab ”demi allah, kamu tidak akan menemui keluargamu, dan kamu akan melihat kehancuran selamanya, maka malaikat pun mencabut nyawanya dan melemparnya seperti sepotong kayu”
Berbeda dengan orang yang telah mempersiapkan diri "suatu hari malaikat memberikan salam kepada seorang mukmin dan berkata aku adalah malaikat maut dan berkata "aku adalah keperluan denganmu dan menyampaikan kabar gembira". orang mukin itu menjawab "selamat datang. selamat bertemu lagi setelah sekian lama menghilang. demi allah, aku sangat senang bertemu dengan seseorang yang sudah lama aku tunggu. malaikat maut berkata lagi "aku akan memenuhi permintaanmu sebelum kucabut nyawamu" jawab lelaki itu "demi allah yang aku inginkan dan aku senangi ilalah bertemu dengan allah. malaikat mau berkata "pilihlah dalam kondisi apa kau akan mati?. laki-laki itu menjawab "biarkan aku sholat dan cabutlah nyawaku dalam keadaan sujud" maka ia pun sholat dan malaikat mencabut nyawanya pada saat ia sujud.
Memang kematian perlu kita cermati , berbeda dengan orang yang telah siap menjemput kematian dan sebaliknya, mempersiapkan diri. mati sejatinya adalah untuk merasakan kenikmatan surga atau neraka, perintah yang datang dari allah sudah terlihat bahwa hidup dijadikan sebagai jalan menuju kepadanya allah swt. kita diajarkan untuk menambah bekal menuju alam akhirat. allah swt tidak akan cepat cepat mengambil nyawa orang orang yang melakukan perintahnya, mempersiapkan diri, melakukan amal amal shaleh/kebaikan
Bahkan apa yang kita pahami sebagai suatu yang menyeramkan, neraka tempat bagi orang orang yang tidak punya bekal, neraka dibuat dengan wujud kasihnya. kenapa ada kematian? tidak lain tidak bukan,agar kita bahagia diakhirat atau dirumah abadi kita,dan mempersiapkan diri dengan bekal yang baik.sehingga kita menjadi dekat kepada allah swt ,sampai pada dimana kita kembali menyatu dengan-nya di rumah baru.
Komentar
Posting Komentar