Ibu bagi Anak
oleh : Abdillah husain
Ibu merupakan perantaraan antara ridho dan tidak ridhonya
terhadap anak untuk mencapai surga. Ibu juga merupakan pintu menuju
neraka. Jadi, ibu memiliki potensial
membuat anaknya mencapai neraka dan surga.
Tentu semua ibu, tidak ingin buah hati-nya masuk kedalam neraka yang
panas. Neraka ala qur’ani dalam pembahasan ini, yaitu “bagi anak yang durhaka
kepada orangtua-nya”.
Begitulah kata Allah dalam firmannya. Dibalik kesuksesan seseorang anak, pasti,
dibelakang anak ada ibu yang peyayang dan pendidik yang baik. Ada perbedaan yang menarik : ketika seseorang
ibu mencium anaknya, meyayangi, akan timbul rasa semangat terhadap anak-nya.
Ibu menurut anak-anak adalah lambing kasih-sayang. Cinta yang ia berikan
sungguh luar biasa. Ketika anaknya lahir, ia mengurusi, lalu pada malam hari,
anaknya menangis dengan tangisan keras, beliau bangun dan mendiamkan anak-nya
Jasa-jasa seseorang ibu bagi anak-nya, tak mampu ditebus
dengan cara apapun. Jasa-nya terlalu banyak dan tak akan yang mampu menyamainya
didunia ini atau tidak ada tandingan baginya. Ibu merupakan guru terbaik
anaknya, selain ayah. Ibu dalam islam, sangat dijunjung tinggi sedemikian rupa.
Seseorang ibu, bagi anaknya, mampu menahan banting. Ketika
anaknya menyakiti hati, dan membuat marah. Dalam suatu kisah, ketika
waktu itu, seseorang anak ingin pergi berjihad. Si anak tersebut, singgah
kepada Nabi untuk meminta idzin. Lalu rasulullah berkata, “apakah ibumu masih
hidup”? , pemuda tersebut berkata “ masih, ya rasulallah”. Maka pulanglah dan
urusi ibumu itu. Padahal, kalau kita melihat kondisi saat itu, anak muda
memiliki peran besar dalam berjihad.
Dalam hadis lain. Ada pemuda yang bertanya kepada
rasulullah.” Siapakah yang harus aku hormati”? jawab Nabi “ibumu”. Lalu pemuda
tersebut, menanyakan lagi,”siapa lagi ya rasulallah”? nabi menjawab “ibumu” dan
ia bertanya lagi, dan jawab dari nabi adalah “ibumu”. Yang terakhir ia
menanyakan, “lalu siapah lagi ya rasul?”. Nabi menjawab,:”bapakmu”. Secara
gambaran sederhana, bahwa ibu sangat disayang dan dihormati. Setiap anak selalu
mencari berkah dari ibunya. Seseorang anak pun tidak ingin melihat wajah yang
bertanda marah dari ibunya.
Anak selalu ingin taat pada kedua orangtua-nya. Terutama
ibu. Disini tidak terbatas pada ibu, melainkan, juga pada bapak. Ketika
seseorang anak menghormati ibunya, niscaya ia akan mendapatkan keharuman surga.
Seseorang anak, tidak patut untuk menganiyaya ibunya, apalagi memerintahnya
dengan kata yang tidak sepantasnya keluar dari lisannya. Orangtua mempunya hak terdap anaknya, yang
paling-paling prioritas adalah memberikan si anak guru ngaji dan belajar
mengaji. Begitu sebaliknya, hak-hak kedua orangtua, bagi anak, harus
dipenuhi.
Dalam kasus ini, jibril al-amin as telah berkata : “
barangsiapa yang diberkati dengan orangtua namun tidak memenuhi hak-hak mereka
(hak orangtua-nya), maka dosa-dosanya tidak akan diampuni Allah.” (bihar
al-anwar)
Ketika jibril berkata demikian, Nabi saw mengucapkan “amin,”
imam jafar as-shadiq berkata, “ terkutuk! Terkutuk! Anak yang memukul kedua
orang tuanya. Terkutuklah anak yang menganiaya kedua orang tuanya.”
(mustadrak).
Ironisnya, ibu sering dianiyaya dan dihardik oleh anaknya
sendiri, namun, dengan hati ibu yang penuh dengan kasih-sayang serta sabar, ia
mampu menahan aniyaya dan hardikan dari anaknya. Seseorang ibu bagi anaknya, teladan
kasih-sayang, perjuangan, kesabaran, dan tabah menghadapi anaknya. Semoga seseorang ibu juga mampu menunjukkan
akhlak yang baik serta didikan bagi anaknya yang baik
juga. Sebab, guru terbaik itu adalah ibu.
Komentar
Posting Komentar