Oleh : Abdillah husain
17 agustus tahun 1945 tahun yang bersejarah dalam perjalanan
bangsa Indonesia. Tahun yang tak pernah
dilupakan dalam benak seluruh bangsa Indonesia. Saat itu bangsa dibawah komando
presiden soekarno dan wakil presiden muh. Hatta memproklamirkan kemerdekaan
bangsa Indonesia. Menunjukkan kepada
dunia bahwa Indonesia telah menjadi Negara yang berdaulat,memegang dan mengatur
Negara sendiri. Proklamasi kemerdekaan
juga sebagai bentuk pengakuan kepada dunia bahwa segala bentuk penjajahan tidak
sesuai dengan hak asasi manusia sehingga baru dihapuskan dari permukaan
bumi.
Ratusan tahun Indonesia dijajah.
Telah mengelami banyak penderitaan. Telah bosan dengan berbagai kesengsaraan karena
tindasan para penjajah. Bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu menghormati jasa
para pahlawannya, maka perhatian dan penghormatan pada para pahlawan juga telah
menjadi tradisi yang hidup bagi para siswa. Penghargaan kepada para pahlwan bagi para siswa adalah
belajar yang giat, tekun, dan berani menghadapi tantangan zaman dan mengikuti
persaingan ketat bangsa-bangsa.
Apakah kita telah menjadi siswa yang merdeka ? apa yang
sudah kita lakukan untuk Indonesia hingga sekarang? Pertanyaan tersebut, sebagai
bentuk renungan bagi kita, untuk berpikir ternyata kita masih punya misi yang
suci dan mulia yakni belajar dan belajar.
Sekarang kita hidup dalam nanungan kenikmatan yang telah
diberi oleh tuhan yang maha esa. Karena itu, siswa-siswa Indonesia bisa merasakan nikmatnya merdeka dan meneruskan
kemerdekaan tanpa perang, berkelahi, melainkan dengan belajar. Siswa belum
merdeka hingga ia semangat belajar. Salah satu syarat agar Negara dapat
tercapai dengan baik dan berhasil adalah pemuda dan pemudi bangsa sendiri menguatkan
isi kepala dan Negara sendirinya dengan ilmu. Kantong saku baju biasanya
yang paling banyak isinya. Ini hal-lumrah dikalangan siswa.
Telah kita ketahui bahwa antara keimanan dan ilmu
pengetahuan tidak ada pertentangan. Yang terjadi justru keduanya saling
mengisi. Sekarang timbul satu pertanyaan lagi : mungkinkah keduanya mengisi
tempat masing-masing?
Pertanyaan ini tidak perlu dijawab secara terperinci karena
kita sudah tahu peran masing-masing (keimanan dan ilmu pengetahuan). Jelaslah
bahwa ilmu pengetahuan tidak dapat menggantikan keimanan, karena keimanan
memberikan kasih sayang, harapan,cahaya
dan kekuatan.
Dapat kita katakan bahwa, ilmu pengetahuan dan keimanan kita
sebagai para siswa harus kuat dan benar. Perjuangan untuk merdeka sangat tak
mudah untuk kita lakukan. Kita bisa lihat bapak seokarno, ia seseorang yang
beriman dan berilmu. Tanpa kedua ini, soekarno tidak mungkin bisa meraih
kemerdekaan.
Untuk menyempurnakan berdirinya Negara yang telah
diproklamasikan pada tanggal 17 agustus 1945, maka siswa bangsa Indonesia
menyatakan bahwa berjuang mencari ilmu itu merupakan suatu bentuk mensyukuri
nikmat yang diberikan tuhan. Perjuangan
tanpa batas itu yang harus dilakukan siswa. Mencapai kemerdekaan dimata siswa
bukanlah hal muda, ada banyak tantangan yang berat. Harus melawan koloniel dan
para penindas. Baku tembak, mengorbankan nyawa dan mengharumkan Negara sendiri
itu adalah misi muliah.
Tidak usah jauh-jauh dalam mengharumkan bangsa indonesia
dalam perpektif siswa. Yaitu belajar. Kita punya cita-cita yang harus digapai
dengan senang, semangat, berdoa. Penulis tak setuju bahwa, perjuangan dan
belajar saja itu yang harus dilakukan, tetapi berdoa dan berdoa. ulama-ulama
terdahulu serta para pahlawan yang harum namanya, tak pernah melupakan doa.
Seperti yang kita ketahui kata nabi sendiri “ doa adalah senjata orang mukmin.”
Kita harus tauh bahwa perjuangan anak-anak muda atau siswa
pada saat ini sangat besar. Melalui pendidikan. Pendidikan dalam pandangan
penulis sendiri adalah untuk memanusiakan manusia. Manusia mempunyai potensial
menjadi batu, dan hewan.
Ada hal yang banyak dipetik dari hari kemerdekaan Indonesia.
Pertama adalah, timbul rasa semangat bagi siswa untuk selalu bersemangat dalam
belajar dan menjaga bangsa nya sendiri dari perilaku individual masing-masing
atau organisasi yang kotor atau yang tidak pantas.
Saya yakin kita semua memiliki kecintaan yang mendalam
terhadap tanah air kita. Meski saat ini secara tidak sadar banyak diantara kita
yang menyianyiakan kemerdekaan dengan hal-hal yang tidak berguna bahkan
cenderung mubazir (waste a time). Kita lihat sekarang diberita-berita, pelajar,
melakukan tawuran, perkelahian antar kampong hanya gara-gara masalah sepele
Seperti ungkapan filsuf terkenal di salah satu Negara islam,
ia menyatakan “ setelah perang kedua, perlu kita ketahui lagi bahwasannya ada
peperangan yang sangat besar dan korbannya adalah pelajar, rakyat awam. Yang
mana mereka dibodohkan.”
siswa atau pelajar tak ingin hingga dirinya dibodohkan,
diperbudak dan ditindas. Rasanya ditindas itu, tidak ada enaknya. Malah
sebaliknya, merasakan kehampaan, dan tidak “bebas”.
Kemerdekaan sendiri sebagai pelajar adalah bisa menuntut
ilmu dan menikmati fasilitas pendidikan dengan baik, karena setiap orang berhak
mendapatakan ilmu untuk masa depannya. Bayangkan dahulu sebelum sebelum
kemerdekaan seseorang untuk menuntut ilmu itu sulit, tetapi sekarang dapat
menuntut ilmu dengan mudah.
Kemerdekaan sangat penting bagi penulis sendiri, dengan
kemerdekaan, pelajar mempunyai hak untuk bertanya,dengan bertanya seorang bisa
mengetahui apa yang belum mereka ketahui otamatis seseorang akan lebih banyak
pengatahuan. Selain itu dengan kemerdekaan seseorang yang menunut ilmu tidak
memandang status, karena status semua orang disamakan dalam menuntut ilmu.
Dilihat dari keamanan warga Negara, jelas sekarang berasa
lebih aman disbanding dengan sebelum kemerdekaan. Dahulu seorang merasa takut
untuk keluar ke sekolah, karena adanya perang, atauapun tindasan dari penjajah,
tetapi sekarang siapa saja merasa aman tanpa harus merasakan kerasnya peprangan
seperti apa yang dilakukan para pahlawan-pahlawan terdahulu.
Jadi kemerdekaan sangatlah penting bagi siswa karena dengan
kemerdekaan siswa pun dapat menikmati kebebasan berpendapat, menuntut ilmu
dengan mudah, keamanan lebih terjamin dan tak takut berpergian ke sekolah untuk
mencari ilmu dengan semangat 45. Sebagai siswa atau pelajar Indonesia, kita
punya beban atau amanat untuk mengharumkan Indonesia. Sampai-sampai ismail
marzuki mengatakan dalam karyanya Indonesia pusaka ;
“sungguh indah tanah air (Indonesia) beta,
tiada bandingnya
didunia
karya indah tuhan maha
kuasa
bagi bangsa yang
memujanya”
bagi siswa mengisi
kemerdekaan RI Dengan sederet prestasi. Misalnya, dengan memiliki prestasi di
sekolahan atau memenangkan lomba dan kegiatan apa saja. Kemerdekaan dalam
pandangan siswa juga bermakna, rahmat. Apa jadinya kalo belum merdeka, tentu
hak-hak pelajar dalam menuntut ilmu dibatasi, bahkan dirampas. Kemerdekaan yang
sudah diraih oleh Indonesia dijadikan semangat para siswa atau pelajar dalam
mengisi kemerdekaan dengan memerangi kebodohan dan menyiapkan diri untuk
menjadi pemimpin-pemimpin dimasa yang akan datang. Kemerdekaan juga
bermakna ketika pendidikan bisa mencetak pelajar menjadi insan cendikia dan
berkharakter, bukan terbelenggu dalam kejumudan dan ketakutan.
Kita perlu menanggapi kemerdekaan dengan beberapa renungan
yang indah. Mengambil setiap hikmah dari par a pejuang dulu. Dari kesusahan
hingga kebahagiaan yang mereka mendapati. Semua memang butuh proses, proses
tidak bagaikan kode sihir “bim salabim”, dan muncul apa yang kita inginkan.
Semua butuh kerja keras. Keulatan, kerajinan, kreativitas diri masing-masing.
Tak bisa dipungkiri bahwa, kemerdekaan
adalah menuju suatu era globalisasi yang baru.
Dalam pandangan siswa, adanya kemerdekaan membuat guru juga semakin
bersemangat mengajari siswa. Adanya perlindungan terhadap semua individual atau
HAM(hak asasi manusia).
Salah satu perkataan nabi : “carilah ilmu sampai ke negeri
china.” Kita bisa mendiskripsikan arti dari kata Nabi kita yang agung.
Bahwasannya, kita miliki kemerdekaan atau kebebasan dalam mencari ilmu dimana
saja. Dunia ini besar, tergantung si pencari ilmu, maunya kemana. Yang terpinting
ilmu yang didapatkan seseorang pelajar atau si pencari ilmu adalah benar dan
lurus. Hindari mencari ilmu yang sesat
dan mensesatkan.
Siswa memiliki 100
ide berlian, kemerdekaan membahagiakan siswa untuk rajin-rajin mengangkat
tangan waktu dikelas dan mengemukakan pendapat secara bebas. Dalam arti
“bebas”, bukan berarti tidak memiliki batas. Siswa menerjemahkan kemerdekaan
sebagai revolusi baru yang dicetuskan oleh cinta. Cinta membuat Indonesia damai
dengan keberagaman yang banyak. Mulai dari adat istiadat, kepercayaan. Kita perlu mengetahui landasan yang membuat
Indonesia bisa kokoh dan rapi serta tertib yaitu berkat cinta mencintai sesama
manusia, pelajar, dan hewan sekalipun. Cinta dalam arti menebarkan kasih
sayang, bukan kebencian.
Indonesia bagi siswa
adalah sajada panjang dan untuk bersujud. Itu tafsiran kemerdekaan Indonesia.
Merawat, menjaga, mengharumkan, itu tugas para kaum muda dari kalangan siswa
terutama. Menjelaskan arti kemerdekaan tak akan menghasilkan apa-apa, tanpa
bertindak. Istilah Thomas alfa Edison, kecerdasan 1 % dan 99 bekerja keras,
terbukti nih, bahwa Indonesia adalah masyarakat yang rajin mencaru nafkah dan
berusah untuk hidup. Dunia tahu, bahwa Indonesia adalah Negara yang berdiri
tanpa bantuan dari Negara manapun. Kata pak soekarno, syarat kemerdekaan suatu
Negara, adalah ia berdiri sendiri atau mandiri, tanpa bantuan Negara lain.
Siswa menyadari akan
hal itu, dan berusaha meledakkan sesuatu kejutan bagi Negara Indonesia kedepan
nanti. Bangga, siswa atau pelajar bisa memenangkan lomba fisika dst. Ini juga
suatu pembuktian bahwa, siswa Indonesia, kreativ,cerdas, pandai, tekun. No
students who are stupid. That there is the students who are lazy.
Memang benar, kita
sudah merdeka. Ada satu hal yang perlu diketahui bahwa, kita mesti terus
mempertahankan kemerdekaan dengan semaksimal mungkin dan hingga masuk liang
kubur, karena, dalam prinspin dasar individual harus tanamkan rasa”cinta” pada
Negara nya sendiri.
Kita tidak mungkin
memperoleh kembali kemandirian kalau kita tidak berani melakukan terobosan yang
inovatif dan kreatif. Inovasi dan kreativitas memang selalu harus menerobos
penghalang yang sudah menjadi aturan main, konvensi, dogma dan doktrin. Namun
untuk melakukan itu semuanya ada biayanya, ada resikonya dalam bentuk
kesengsaraan sementara. Ketika itu nanti terjadi, adalah para komprador dan
kroni bangsa kita sendiri yang menghujat dan menakut-nakuti melalui penguasaan
dan pengendalian pembentukan opini publik. Ini tidak mengherankan.
Sebagai generasi muda
atau pelajar, kita mempunyai tugas yang harus kita emban dengan penuh tanggung
jawab dan kesadaran sebagai generasi penerus bangsa. Kitalah calon pemimpin di
masa depan. Kita juga harus menghargai perjuangan para pahlawan bangsa yang
telah gugur di medan perang demi mencapai arti kata merdeka agar kita dapat
mengambil pelajaran didalamnya, sehingga kita dapat membangun bersama menuju
Indonesia yang damai dan sejahtera.
Sebagai negara yang
berdaulat, kita harus berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan kemerdekaan
dari segala bentuk hambatan, tantangan, gangguan, dan ancaman, baik yang datang
dari dalam negeri maupun luar negeri. Gangguan yang datang dari dalam negeri
berupa gerakan separatis yang akan memisahkan diri dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Oleh karena itu, agar keberadaan gerakan separatis tersebut
tidak menimbulkan masalah yang lebih lanjut. hendaknya pemerintah dapat mencari
solusi yang terbaik yang dapat diterima oleh semua pihak.
Sikap positif juga
patut kita berikan kepada para pendiri negara yang telah berani mengambil sikap
sendiri untuk memproklamasikan kemerdekaan negara Indonesia. Mereka menyadari
bahwa nasib bangsa Indonesia berada di tangan bangsa Indonesia sendiri. Setelah
mengetahui berita bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, bangsa Indonesia
dengan didorong oleh golongan pemuda berani mengambil sikap untuk
memproklamasikan kemerdekaannya walaupun sempat tidak mendapat persetujuan dari
golongan tua. Namun, pada akhirnya, mereka dapat bersatu dan bersama-sama
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Mereka juga tidak gentar terhadap
ancaman Jepang, Sekutu, dan NICA yang akan menyusul kemudian. Mereka tetap siap
untuk menghadapinya.
Komentar
Posting Komentar