DEMOKRASI MENINDAS DEMOKRASI
oleh : Prof Dr sapardi djoko damono
Apa yang dimaksud proklamator itu memblokir ribut-ribut
yang sebelumnya terjadi di dua lembaga tertinggi republik ini. benih kacaunya hasil pemilu, yang dianggap sebagai tonggak utama demokrasi, ternyata terletak pada
demokrasi itu sendiri. demokrasi menyilakan terbentuknya banyak partai dan golongan, yang ketika masih dalam suasana semangat perjuangan kemerdekaan menikmati kebebasan untuk menyetakan pendapat, tanpa harus memperhitungkan apa akibatnya bagi pemilih dan negara.
oleh : Prof Dr sapardi djoko damono
Apa yang dimaksud proklamator itu memblokir ribut-ribut
yang sebelumnya terjadi di dua lembaga tertinggi republik ini. benih kacaunya hasil pemilu, yang dianggap sebagai tonggak utama demokrasi, ternyata terletak pada
demokrasi itu sendiri. demokrasi menyilakan terbentuknya banyak partai dan golongan, yang ketika masih dalam suasana semangat perjuangan kemerdekaan menikmati kebebasan untuk menyetakan pendapat, tanpa harus memperhitungkan apa akibatnya bagi pemilih dan negara.
sekilas tampak bahwa dalam istilah demokrasi tersirat
keberagaman, yang ternyata bisa berwujud kekacuan.
demokrasi saat itu menciptakan kabinet yang unsur-
unsurnya adalah koalisi partai atau golongan yang banyak pemilihnya. bukan yang memiliki gagasan yang sama. itu sebabnya dengan mudah gonta-ganti anggota sebab tampaknya partai dan golongan masa itu lebih
menekankan pentingnya jumlah pemilih daripada bobot
ideologi. pemerintahan yang disusun dengan prinsip
koalisi semacam itu ternyata memang tidak stabil, dan
kalau ada kekurangan maka yang terjadi adalah salah-
menyalahkan. pada waktu itulah pertama kali kita
mengenal istilah yang diterjemahkan dari bahasa
belanda,'daging sapi' prinsip yang menyebabkan banyak jenis ketidakstabilan itu kemungkinan terjadinya setidaknya dua hal. pertama,'penindasan' oleh golongan atau partai yang kuat terhadap yang lemah; dan kedua, pelacuran ideologi dalam pemilihan umum,kepala kita berserta seluruh isinya diperlukan sebagai nomor untuk dijumlahkan di akhir acara.
kekuasaan, yang sebenarnya tersirat dalam kata
kratos, ditegakkan berdasarkan jumlah sehingga yang
bisa ikut bermain dalam koalisi adalah yang ber-'jumlah.'
kalau diantara yang jumlah pemilihnya banyak masing-
masing memiliki ideologi berseberangan yang biasanya
merupakan faktor penting ketika melakukan kampanye
maka bisa timbul kemungkinan agar bisa menindas yang
lemah diadakanla koalisi, tidak peduli apakah tindakan
semacam itu bisa diklasifikasikan sebagai pelacur
ideologi.
kalau itut terjadi, kita bisa bertanya tentang posisi pemilih yang jelas tidak bisa lagi menarik suara dukungannya. paling-paling mereka hanya bisa menunggu putaran pemilu berikutnya, untuk mengoreksinya yang bisa saja hanya menghasilkan hal serupa. tidak perlu ditanyakan apakah memang ada sikap bersungguh-sungguh untuk mewakili pemilih kalau setiap kali ada rapat penting kourum tidak tercapai.
......
Disalin Dari Buku prof Dr sapardi djoko Damono yang berjudul : Tirani demokrasi
keberagaman, yang ternyata bisa berwujud kekacuan.
demokrasi saat itu menciptakan kabinet yang unsur-
unsurnya adalah koalisi partai atau golongan yang banyak pemilihnya. bukan yang memiliki gagasan yang sama. itu sebabnya dengan mudah gonta-ganti anggota sebab tampaknya partai dan golongan masa itu lebih
menekankan pentingnya jumlah pemilih daripada bobot
ideologi. pemerintahan yang disusun dengan prinsip
koalisi semacam itu ternyata memang tidak stabil, dan
kalau ada kekurangan maka yang terjadi adalah salah-
menyalahkan. pada waktu itulah pertama kali kita
mengenal istilah yang diterjemahkan dari bahasa
belanda,'daging sapi' prinsip yang menyebabkan banyak jenis ketidakstabilan itu kemungkinan terjadinya setidaknya dua hal. pertama,'penindasan' oleh golongan atau partai yang kuat terhadap yang lemah; dan kedua, pelacuran ideologi dalam pemilihan umum,kepala kita berserta seluruh isinya diperlukan sebagai nomor untuk dijumlahkan di akhir acara.
kekuasaan, yang sebenarnya tersirat dalam kata
kratos, ditegakkan berdasarkan jumlah sehingga yang
bisa ikut bermain dalam koalisi adalah yang ber-'jumlah.'
kalau diantara yang jumlah pemilihnya banyak masing-
masing memiliki ideologi berseberangan yang biasanya
merupakan faktor penting ketika melakukan kampanye
maka bisa timbul kemungkinan agar bisa menindas yang
lemah diadakanla koalisi, tidak peduli apakah tindakan
semacam itu bisa diklasifikasikan sebagai pelacur
ideologi.
kalau itut terjadi, kita bisa bertanya tentang posisi pemilih yang jelas tidak bisa lagi menarik suara dukungannya. paling-paling mereka hanya bisa menunggu putaran pemilu berikutnya, untuk mengoreksinya yang bisa saja hanya menghasilkan hal serupa. tidak perlu ditanyakan apakah memang ada sikap bersungguh-sungguh untuk mewakili pemilih kalau setiap kali ada rapat penting kourum tidak tercapai.
......
Disalin Dari Buku prof Dr sapardi djoko Damono yang berjudul : Tirani demokrasi
Komentar
Posting Komentar